- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 mendatang diprediksi akan membutuhkan energi yang cukup besar mengingat menguatnya wacana penyelenggaraan Pemilu Nasional (Pileg dan Pilpres) digelar pada waktu yang sama dengan pilkada serentak. Oleh karena itu, kesukses pesta demokrasi akbar tersebut membutuhkan peran dan dukungan pemuda.

Hal itu mengemuka dalam acara Jagongan Pemilu bertajuk “Refleksi Sumpah Pemuda Sambut Pemilu 2024” yang digelar secara virtual oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purworejo, Kamis (28/10). Diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan pemuda, acara berlangsung interaktif menghadirkan 4 orang narasumber. Masing-masing yakni Ali Yafie (Anggota Bawaslu Purworejo), Eko Sutopo (Anggota Persatuan Wartawan Indonesia/PWI Purworejo) serta Aditya Bagas Yudhatama (Kader Sekolah Kader Pengawas Partisipatif/SKPP 2021) dan Ririn Yunitasari (Kader SKPP 2019).

“Pemilu 2024 nanti membutuhkan energi yang tidak sedikit,” kata Ketua Bawaslu Purworejo, Nur Kholiq, saat membuka acara.

Diskusi digelar untuk mengisi Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 Tahun 2021. Menurut Kholiq, ada nilai-nilai Sumpah Pemuda yang dapat diinternalisasikan dengan persiapan Pemilu 2024. Salah satunya yakni spirit untuk berperan aktif menyukseskan Pemilu 2024 sesuai kapasitasnya masing-masing.

“Baik sebagai pemilih, penyelenggara, maupun peserta Pemilu dan sebagainya. Kegiatan penguatan pemuda seperti ini bukan yang pertama dan akan terus kita lakukan untuk menyongsong Pemilu 2024,” ungkapnya.

ads

Ali Yafie dalam paparannya menyebut masih banyak yang perlu digarap dari potensi pemuda pada zaman now ini. Kendati demikian, pihaknya mengakui masih adanya kepedulian pemuda terhadap Pemilu. Hal itu antara lain tampak dari keterlibatan pemuda untuk menjadi pengawas Pemilu partisipatif.

“Dalam penyelenggaraan Pilbup Purworejo kemarin, sebagian besar pengawas Pemilu tingkat desa merupakan kalangan Pemuda. Ini menjadi bukti adanya peran pemuda, meskipun memang masih banyak potensi yang harus digarap,” sebutnya.

Diungkapkan, dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia, pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Spirit itu harus terus dikobarkan di tengah kompleksnya tantangan pemuda sebagai dampak perkembangan zaman.

“Misalnya bagaimana kita harus menyikapi Medsos sehingga dapat memanfaatkan sebagai media yang positif. Kemudian terkait politik uang, bagaimana pemuda dapat berperan serta untuk memeranginya,” tegas Ali Yafie.

Sementara itu, Eko Sutopo dalam paparannya menyebut ada kecenderungan kesamaan antara pers dan pemuda dalam mengawal Pemilu. Antara lain, keduanya sama-sama dapat mengontrol sekaligus mengedukasi dan mengajak partisipasi masyarakat. Hal itu menanggapi adanya pertanyaan dari peserta terkait potensi terwujudnya sinergitas antara pers dan organisasi kepemudaan.

“Menilik sejarah, pers dan pemuda sama-sama ambil bagian dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karena itu, hal serupa seharusnya juga dapat diimplementasikan dalam upaya menyukseskan Pemilu, meskipun memang pers dan pemuda saat ini memiliki tantangan yang tidak ringan,” tandasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!