- iklan atas berita -

Metro Times (Semarang) Pandemi Covid-19 mengharuskan dunia pendidikan diselenggarakan jarak jauh melalui pembelajaran daring, bagaimana dengan nasib guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang dominan seharusnya mengutamakan tatap muka. Untuk menjawab masalah itu, Pimpinan Cabang Khusus (PCK) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Program studi BK Universitas PGRI Semarang (Upgris) menyelenggarakan Webinar Strategi Pelayanan BK di Masa Pandemi bertemakan ‘New Normal Guru BK Milenial’,Jumat (10/7).

Acara tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai daerah di Indonesia. Diantaranya ada Ketua MGBK SMP Kota Semarang Nurul Aliem, Pengurus ABKIN Jateng, Hanung Sudibyo, Guru BK SMP di NTT Khamdun Muhaimin, Guru SLBH di Jakarta Barat Maria Wijayanti, Guru BK SMP di Sumsel Ely Jatmiko, Guru BK SMP di Papua, Alfrida Kedeikoto, dan Guru BK SMP di Kalteng, Amalia Wulandari. Secara khusus juga dihadiri Ketua Progdi BK Upgris, Heri Saptadi Ismanto dan Dekan FIP UPGRIS, Muniroh Munawar.

Ketua Panitia acara, Tulus Wardoyo, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan referensi kepafa peserta webinar agar bisa terus mengeluarkan ide dan gagasan, sehingga BK tetap bisa maksimal selama pandemi covid-19. Dengan demikian, guru BK tetap bisa mengenali berbagai permasalahan siswa dan mudah mengentaskan sekaligus memandirikan siswa dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapinya.

“Kami sengaja hadirkan juga narasumber dari berbagai daerah yang jauh dari fasilitas internet, tapi mereka tetap bisa berinovasi dan berkreatifitas menyiapkan materi BK ditengah pandemi covid-19, jadi ini sekaligus langkah berbagi ilmu,”kata Tulus, yang juga guru BK SMA Negeri 1 Semarang itu, usai memandu tersebut secara acara daring.

Saat memberikan materi, Guru BK SMP Negeri 5 Sambi Rampas, Khamdan Muhaimin, mengatakan di masa pandemi covid-19, guru BK harus mampu membuat class digital, membuat konten animasi atau vidio yang menarik dan kontekstual. Selanjutnya memberi kesempatan kepada siswa untuk mengaktulisasikan dirinya. Ia juga menyarankan setiap layanan BK harus ada evaluasi.

ads

Khamdan mengatakan, prosedur evaluasi bisa dilakukan dengan cara menyiapkan instrument evaluasi, mengumpulkan, mengolah, mengambil keputusan dan menyusun laporan. Sedangkan strategi evaluasi bisa melalui google form, whatsapp, google clasroom maupun aplikasi penunjang daring lainnya.

“Tapi tetap harus ada bukti fisik, bisa disimpan atau lihat dari data exel dari google form, google classroom, screenshoot whatsapp, dan lainnya,”kata Khamdan, dalam materi pembahasan berjudul ‘Penggunaan media digital dalam layanan BK’.

Guru BK SMP Negeri di Arut Selatan, Kalteng, Amalia Wulandari, mengulas tentang topik mengenal digital asesment mengatakan, ada konsep asesment berbayar, dimana salah satu pilihannya dengan menggunakan website. Kemudian ada juga konsep digital asesment gratis, seperti menggunakan google form, yang tentunya harus didukung google drive, google clasroom dan google site. Ia mengatakan, guru BK membutuhkan sebuah inovasi baru didalam melakukan asesmen sebelum menyusun program BK disekolah yang efisien baik secara kinerja, waktu dan finansial.

“Tujuan dari dibuatnya aplikasi ini adalah memberikan gambaran tentang inovasi di dalam melakukan need assasment sekaligus meningkatkan kinerja guru BK sebagai langkah awal pembuatan program BK,” jelasnya. (Jk/Dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!