- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Masyarakat perlu berhati-hati terhadap berbagai modus penipuan. Ada-ada saja cara yang ditempuh penipu untuk mengeruk keuntungan. Kali ini, modus penipuan terjadi di sebuah sekolah Mandrasah Tsanawiyah [MTs] Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yaitu dengan berkedok pemberian beasiswa. Pihak yang disasar adalah orangtua siswa berprestasi.

Sejumlah wali murid MTs Negeri 2 Bener atau yang semula MTs Negeri Bener, menjadi korban penipuan berkedok beasiswa oleh orang tidak dikenal. Mereka yang dijanjikan mendapatkan beasiswa sebesar Rp 5,7 juta per bulan, justru kehilangan uang puluhan juta dari ATM setelah menuruti permintaan pelaku. Para orang tua wali yang menjadi korban pun mendatangi Mapolsek Bener untuk melaporkan kasus penipuan yang menimpa mereka, Selasa (23/1).

Kapolsek Bener, AKP Bambang Sulistyo, saat dikonfirmasi membenarkan hal itu. Menurutnya, hingga saat ini telah ada 5 korban yang memberikan laporan. Korban rata-rata menyetorkan uang sekitar Rp 5 juta hingga Rp 36 juta. “Kemungkinan korban masih bisa bertambah,” ungkapnya.

Salah satu korban yang bernama Jazimatul Koimah, menyebutkan bahwa pelaku sebelumnya mengirim SMS kepadanya dan mengaku dari pihak sekolah yang akan memberikan beasiswa kepada murid berprestasi. Namun, dirinya kemudian dibujuk menuju ATM dan dipandu melalui telepon justru untuk mentransfer uangnya ke rekening pelaku.

ads

Awalnya dapat SMS, senang adik saya akan dapat beasiswa melalui transfer di rekening bank. Terus saya disuruh memberikan nomor rekening dan disuruh langsung cek ke ATM. Kemudian dipandu melalui telepon, ternyata nggak sadar malah saya yang transfer kesana. Saya cek uang saya hilang Rp 30 juta,” sebutnya.

Sementara itu, Kun Munasiroh, Waka Kesiswaan MTsN 2 Purworejo, saat dikonfirmasi metrotimes menegaskan, bahwa pihak sekolah tidak menjanjikan beasiswa dalam bentuk apapun kepada para siswanya. Adanya pelaku yang mempunyai data lengkap siswa berprestasi berikut nomor telepon orang tua atau walinya, menjadi pertanyaan besar. “Sampai saat ini ada lima wali murid yang mengaku menjadi korban penipuan tersebut,” katanya.

Kun kemudian menjelaskan, pada awal bulan Januari 2018 lalu ada email masuk ke pihak sekolah yang mengatasnamakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang akan memberikan bantuan beasiswa. Isi email tersebut meminta pihak sekolah mengirimkan data lengkap siswa berprestasi yang mendapatkan ranking 1-7 di setiap kelas.

Pihak sekolah pun tidak curiga dan langsung mengirim data lengkap yang jumlahnya 182 siswa, terdiri atas 7 x 26 kelas. “Kami baru sadar mungkin pelaku ada hubungannya dengan email tersebut,” jelasnya. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!