Metro Times (Palu-Sulteng) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau progres pembangunan jaringan pipa air bersih di Kabupaten Sigi, Rabu (12/2/2020). Jaringan pipanisasi di Kabupaten Sigi ini merupakan bantuan dari Pemprov Jawa Timur untuk warga masyarakat yang terdampak bencana gempa pada tahun 2018.
Jaringan pipanisasi dibangun dengan anggaran bantuan keuangan Pemprov Jatim ke Pemprov Sulteng dengan nilai Rp 5 miliar. Jaringan pipa ini dibangun dengan panjang 6,4 kilometer untuk mengairi empat desa di Kabupaten Sigi.
Akan tetapi, meski jaringan pipa sudah siap secara fisik, air bersih belum bisa dialirkan lantaran masih menunggu proses perbaikan jaringan pipa Pasigala (Palu-Sigi-Donggala) sebagai jaringan distributor air baku. Jaringan pipa tersebut sebagian besar rusak akibat adanya likuifaksi saat terjadi gempa.
“Alhamdulillah jaringan pipanya sudah terpasang. Jaringan pipa ini akan bisa memberikan support penyediaan air bersih untuk 4 desa yang terdekat dari air baku sini dengan jumlah warga yang terbantu sekitar 1.200 KK,” kata Khofifah ketika meninjau progres pembangunan pipa dengan didampingi oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola.
Disampaikan mantan Menteri Sosial tersebut, jika air baku sudah bisa dibuka dan dialirkan ke jaringan pipa Pasigala, air baku tersebut akan displit untuk dialirkan ke jaringan pipa yang dibangunkan Pemprov Jawa Timur.
“Sekarang air bakunya sedang diikhtiarkan. Selain itu juga masih harus ada proses sosialisasi kembali dengan masyarakat di sini terkait distribusi airnya agar bisa maksimal memberikan manfaat pada warga di Kabupaten Sigi. Tentu harapannya kita bisa saling memberi, saling menolong dan saling memberikan penguatan,” imbuh wanita yang juga mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini.
Pihaknya berharap air baku di jaringan pipa Pasigala bisa cepat selesai. Agar bisa segera dialirkan ke jaringan pipa yang dibangun oleh Pemprov Jatim.
Selain itu, Khofifah juga menjelaskan, selain memberikan bantuan pembangunan jaringan pipa air bersih di Kabupaten Sigi, Pemprov Jawa Timur juga memberikan bantuan pembangunan dua gedung sekolah.
Tepatnya SDN 9 Sindue dan juga SDN 22 Lende Ntovea di Kabupaten Donggala. Bedanya, pembangunan gedung sekolah itu merupakan hasil urunan atau donasi warga Jawa Timur sebagai gerakan kerelawanan saat terjadi gempa di Palu, Sigi dan Donggala. Total, sebesar Rp 3,8 miliar dana dari warga Jatim yang terkumpul dari gerakan donasi tersebut.
Selain itu ia juga menyorot masih banyaknya hunian sementara yang ditinggali warga di Sigi. Dari seluruh upaya yang dilakukan pemprov, pemkab, menurutnya warga masih membutuhkan hunian yang lebih nyaman (hunian tetap).
“Support dari kita semua menurut kami harus terus dilakukan. Dari semua ihtiar yang dilakukan pemda, saya rasa untuk huntara mereka membutuhkan yang lebih convenient. Berupa hunian tetap (huntap) . Dan saya rasa ihtiarnya harus dilakukan sama-sama,” tegas Khofifah.
Di sisi lain, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyampaikan rasa terimakasihnya pada Gubernur Khofifah, Pemprov Jawa Timur, dan juga seluruh warga Jawa Timur yang sudah peduli untuk Donggala, dan juga Sigi bisa kembali bangkit usai setahun lebih diterjang tsunami dan gempa bumi.
“Saya minta masyarakat Sulteng yang terdampak bisa mengucapkan terima kasih atas kepedulian warga Jawa Timur. Untuk Sigi, kebutuhannya memang air bersih. Mudah-mudahan Balai Besar Wilayah Sungai Sulawesi III bisa mengejar kesiapan pengaliran air bakunya,” kata Longki.
Selain itu ia juga menegaskan bahwa pihaknya sudah berbagi tugas pada kepala daerah Kabupaten Sigi untuk berkomunikasi dengan warga setempat terkait distribusi air bersih nya. (nald)