- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Marching Band (MB) Gita Bahana Spensa SMP Negeri 1 Purworejo berhasil memborong 9 piala dalam ajang nasional Kejuaraan Marching Band Piala Raja Hamengku Buwono X Tahun 2022 yang berlangsung di Jogjakarta belum lama ini. Tampil dengan alat terbatas dan menjadi satu-satunya peserta asal Kabupaten Purworejo, MB Gita Bahana Spensa sukses menyabet predikat juara umum pada kelompok klasemen senior.

Ada beberapa kelompok klasemen pada kejuaraan tersebut, seperti klasemen umum, senior, junior, senior bass, junior bass, serta beberapa klasemen lain. Ajang yang sudah memasuki edisi ke-9 tersebut diikuti 52 tim dari berbagai daerah di Indonesia.

Kepala SMP N 1 Purworejo, Tuwuh Sutrisno SPd MMPd, saat ditemui di ruang kerjanya mengaku bersyukur dan bangga atas prestasi yang diraih tim MB Gita Bahana. Disebutkan, 9 piala yang diraih terdiri atas 4 piala klasemen Kejuaraan Street Parade Senior di Jalan Malioboro pada Sabtu (22/10) dan 5 piala Kejuaraan Konser Senior di GOR Amongrogo yang berlangsung pada Minggu (23/10).

Pada kategori Kejuaraan Street Parade Senior, 4 piala tersebut yakni Juara 1 Street Parade Klasemen Senior, Juara 1 Marching Performance, Juara 1 Kostum Nusantara, dan Juara 1 Mayoret. Kemudian pada Kejuaraan Konser Senior, 5 piala tersebut yakni Juara 1 Konser Klasemen Senior, Juara 1 Colour Guard, Juara 1 Artistry, Juara 1 Music Overall, dan Juara Terbaik Field Commander.

ads

“Juara satu untuk semua kategori ada 8 kategori yang dilombakan di klasemen senior, dan ada tambahan satu piala sebagai juara umum, jadi 9 piala,” sebutnya, Rabu (26/10).

Klasemen senior ini, lanjutnya, masuk kedalam kejuaraan street parade Piala Raja. Total peserta pada ajang ini ada 52 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia.

“Untuk street parade ada 41 peserta, untuk di klasemen senior ada 6 peserta. Itu kita dari Purworejo mewakili Kedu, kemudian pesaingnya ada dari MA Cirebon, MTs Garut, Banjarmasin, dan lainnya,” jelasnya.

Diakuinya, prestasi prestisius tersebut tidak mudah diraih. Selain menjalani latihan yang intens, sekolah pun belum memiliki alat musik sendiri seperti marimba yang terpaksa sewa dari sekolah lain. Alat musik seperti angklung itu harganya memang mahal, mencapai sekitar Rp350 juta.

Untuk menutup biaya operasional pun setiap anggita MB yang berjumlah 84 anak harus merogoh uang pribadi senilai Rp300 ribu per anak. Belum lagi enam mayoret yang membiayai sendiri kostum mereka.

“Meskipun tampil dengan keterbatasan peralatan, tetapi dengan kerja keras dan semangat, didukung semua pihak termasuk orang tua dan Dinas Pendidikan, kita semangat untuk berlomba, akhirnya mendapat juara, kita alat-alat masih pinjam. Kita masih baru mulai, berusaha untuk membeli Marimba (salah satu alat Marching Band),” ungkapnya.

Hingga saat ini, tambahnya, belum ada perhatian khusus dari Pemda soal keterbatasan alat ini. Padahal, tahun depan SMP N 1 akan mengikuti perlombaan Marching Band yang tingkatnya lebih tinggi.

“Sementara ini belum (perhatian Pemda), tapi kita sudah dapat dukungan support dari Pemda, kedepan kita akan laporan tentang hasil kejuaraan ini, sekaligus mau minta bantuan kepada Pemda untuk diberikan alat, untuk bekal tampil tahun depan, kita tahun depan rencana akan mengikuti konser senior Bass, di kategori lain, jadi kita naik satu tingkat,” tandasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!