- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Sejumlah pegiat seni lintas komunitas menggelar doa bersama di Memorial House Wage Rudolf (WR) Soepratman di Dusun Trembelang Desa Somongari Kecamatan Kaligesing satu hari menjelang tanggal lahir WR Soepratman, Rabu (18/3) sore. Kegiatan berlangsung sederhana untuk merawat ingatan bahwa pahlawan nasional WR Soepratman lahir di Purworejo pada tanggal 19 Maret 1903.

Doa bersama dipimpin Panut Maryono, juru pelihara Memorial House WR Soepratman, dan dirangkai dengan tabur bunga di lokasi penguburan Plasenta atau ari-ari WR Sopratman. Dalam kesempatan itu, mereka juga khidmat menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan iringan biola.

“Doa bersama atau umbul donga ini kita lakukan untuk merawat ingatan bahwa tanggal lahir WR Soepratman adalah 19 Maret, bukan 9 Maret seperti yang masih diakui sebagian masyarakat atau di tingkat nasional sebagai hari musik nasional,” kata Catur Heriyanto, Koordinator kegiatan.

Catur menyebut, merawat ingatan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan Srawung Budaya dan banyak kalangan. Tahun ini, acara digelar sangat sederhana dan singkat mengingat telah adanya anjuran pemerintah untuk mengurangi kegiatan yang melibatkan banyak orang guna mencegah penularan Virus Corona.

“Kali ini kita batasi hanya beberapa orang, itu pun kita sangat memperhatikan langkah-langkah pencegahan penularan Virus Corona, seperti menjaga jarak dan mencuci tangan. Selain doa bersama, kegiatan ini juga kita niati untuk aktivitas fisik karena dengan berjalan, naik turun tangan, tubuh kita jadi bergerak sehingga imunitas tubuh meningkat,” katanya.

ads

Catur bersama sejumlah pegiat seni lainnya mengaku prihatin dengan masih adanya polemik terkait sejarah tempat dan tanggal lahir WR Soepratman. Padahal, Pengadilan Negeri Purworejo beberapa tahun silam telah menetapkan WR Soepratman lahir di Dusun Trembelang Desa Somongari Kecamatan Kaligesing pada 19 Maret 1903.

“Kita mengajak dan mendorong agar seluruh elemen masyarakat Purworejo, khususnya pemerintah kabupaten untuk dapat lebih mengangkat sosok WR Soepratman sebagai tokoh asal Kabupaten Purworejo,” tandasnya.

Sementara itu, Panut Maryono menyebut banyak fakta yang mengungkapkan bahwa WR Soepratman lahir di Desa Somongari pada hari Kamis Wage yang menurut penelusuran ahli sejarah saat itu bertanggal 19 Maret, bukan 9 Maret.

“Salah satu saksi yaitu Mbah Atomorejo, sekarang sudah meninggal. Saat disidang di pengadilan negeri saat tahun berapa itu usianya sudah 100 tahun lebih. Dikatakan bahwa WR Soepratman dilahirkan oleh ibunya, Senen, saat meletus gunung kelud pertama kali hari Kamis dan diberi nama Wage. Setelah dilacak yang paling berdekatan adalah Kamis Wage tanggalnya 19 Maret,” sebutnya.

Bukti lain yang cukup kuat bahwa WR lahir di Dusun Trembelang yakni adanya plasenta atau ari-ari yang dikubur di depan bagian kanan memorial house tersebut. Sampai sekarang, struktur bangunan rumah serta palsenta masih utuh.

“Memang rumah ini pernah direnovasi dan ada kayu-kayu yang diganti, tapi kalau bentuknya masih utuh limasan seperti sekarang ini,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!