- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Akibat Pergaulan Bebas dan Penyalahgunaan Narkoba serta obat-obatan terlarang yang berujung pada penularan HIV/AIDS menjadi ancaman serius bagi dunia kampus. Penyebabnya antara lain adanya kecenderungan pergeseran pola peradaban sosial budaya pada era teknologi informasi saat ini yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba dan pergaulan bebas lebih leluasa. Generasi millenial, khususnya mahasiswa, menjadi salah satu kalangan rentan sehingga perlu memiliki pengetahuan yang baik untuk membentengi diri.

Hal itu mengemuka dalam Seminar bertajuk Mewujudkan Generasi intelktual Bangsa Bebas Narkoba dan HIV/AIDS yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) di Ruang Seminar kampus timur UMP, Kamis (10/3). Seminar berlangsung secara Luring dan Daring diikuti sekitar 600 mahasiswa semester 2 serta perwakilan HIMA dan UKM. Hadir 2 pemateri utama, yakni Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Purworejo, dr Sudarmi MM, dan Kasat Reserse Narkoba Polres Purworejo, AKP Khusen Martono SH MH.
Acara secara simbolis dibuka oleh Wakil Rektor 3 UMP Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Budi Setiawan MSi.

“Narkoba dan HIV/AIDS sama-sama membuat menangis kalau kita sampai masuk dalam jeratan tersebut. Keduanya harus bisa kita cegah sedini mungkin,” kata Budi Setiawan dalam sambutannya.

Menurutnya, generasi milenial memiliki potensi luar biasa. Inovasi dan gagasan milenial mampu mengubah banyak hal. Namun, di tengah potensi itu ada ancaman serius yang harus diantisipasi, yakni distrupsi digital.

“Tantangan besar kita tentu bagaimana agar generasi milenial, khususnya mahasiswa, ini bisa berperan secara positif. Kita, UM Purworejo punya komitmen untuk mengembangkan karakter, tidak hanya terkait kinerja, melainkan juga akhlak,” ungkapnya.

ads

Dalam paparannya, dr Sudarmi menyebut bahwa untuk menekan penyebaran HIV/AIDS, langkah yang harus dilakukan adalah menemukan kasusnya sebanyak mungkin atau minimal 90 persen dari total penyebaran kasus. Identifikasi dan skrining perlu dilakukan secara massif, khususnya pada populasi kunci atau orang-orang yang berpotensi terpapar HIV/AIDS.

“Kalau sudah ditemukan, lalu bagaimana kita berupaya mengelolanya. AIDS tdk bisa disembuhkan, tapi menekan virusnya bisa dilakukan agar orang-orang yang terkena HIV tidak sampai AIDS dan bisa diperbaiki kualitas hidupnya,” paparnya.

Karena itu, pihaknya menghimbau kepada para mahasiswa untuk mengenal lebih detail gejala-gejala, cara penularan, dan pencegahan HIV/AIDS. Selanjutnya mahasiswa dihimbau untuk tidak takut dan ragu melakukan cek. Lalu jika mendapati orang yang telah positif terpapar di sekitarnya, tidak bertindak diskriminatif.

“Jangan takut untuk cek, apalagi yang merasa menjadi populasi kunci. Diam-diam tidak apa-apa, silakan datang ke Puskesmas, rumah sakit, atau langsung ke Dinkes, akan kami bantu dan identitasnya dirahasiakan,” tandasnya.

Sementara AKP Khusen Martono dalam paparannya mengatakan, penanganan penyalahgunaan Narkoba nyaris sama dengan HIV/AIDS, menuntut keterbukaan. Karena itu, jangan takut untuk cek ke dokter dan berupaya untuk kembali normal.

“Narkoba itu menyerang saraf, jantung, paru paru dan secara psikologi bisa ditandai dengan stres, daya ingat menurun perubahan perilaku, suka menyendiri, tertutup, pandai berbohong, kalau pelajar suka membolos semua itu indikasi jika tidak ditangani bisa menyebabkan kematian,” terangnya.

Menurut Khusen, sementara ini peredaran Narkoba di Purworejo cukup rendah dibanding kabupaten lain. Namun, potensi peredarannya berpotensi meningkat seiring dengan adanya beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN). Apalagi, Purworejo berdekatan dengan Bandara YIA Kulon Progo.

“Karena itu, untuk mengantisipasi rencananya di Purworejo ini akan didirikan Kantor Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purworejo, kalau selama ini kita ikut BNNK Magelang,” jelasnya.

Pihaknya berharap mahasiswa tidak lengah terhadap ancaman narkoba. Mahasiswa sebagai insan intelektual diharapkan mampu menjadi pemerhati atau agen kontrol sosial, yakni dengan cara melaporkan ketika menjumpai atau mengetahui adanya peredaran narkoba.

“Jangan segan melapor. Kami akan segera menindaklanjuti,” tegasnya.

Ketua Panitia Seminar, Meriam Esterina Mpsi, menjelaskan bahwa seminar kali ini menjadi rangkaian kegiatan dengan 2 seminar lain. Tujuannya yakni untuk menguatkan pemahaman mahasiswa tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS. Seminar berikutnya akan digelar dengan tema Pendidikan Anti Korupsi dan Bela Negara.

“Dengan kegiatan ini kami ingin mahasiswa UMP menjadi generasi penerus yang kuat intelektual, tangguh mental dan spiritual. Generasi anti narkoba, HIV/AIDS, pantang korupsi, serta memiliki jiwa nasionalisme tinggi,” harapnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!