- iklan atas berita -

METRO TIMES ( Ambon ) Panas Pela 5 ( Lima )  Negeri Adat , Hative Keci ,Hative besar , Hitu Messing, Haria dan Galala berlangsung dengan penuh meriah., kamis (27/07/2023)

Bodwein M Watimena. Menjelaskan Bahwa Panas Pela Adalah Merupakan Bagian Dari Kekayaan Lokal Patut Dijaga Sebagai Modal Dalam Membangun Kebersamaan.

Persaudaraan Sudah Menjadi Habitatnya, Orang Maluku Dan Wujudnya Dapat Dilihat Pada Panas Pela Antar Negeri ada yang kita lakukan hari ini , Artinya Kebersamaan Dan Persaudaraan Sejati Selalu Tercermin Dalam Semangat Hidup Orang Basudara, Sebagai Ungkapan “Ale Rasa Beta Rasa, Potong Di Kuku Rasa Di Daging Dan Sagu Salempeng Dipatah Dua,” Katanya.

Dijelaskan “Bahwa Panas Pela Adalah Tradisi Perekat Hubungan Persaudaraan Masyarakat Adat Di Maluku Yang Sejatinya Adalah Sebuah Perjanjian Damai Atau Angkat Sumpah”

Karena Itu Upacara Panas Pela Dilakukan Untuk Mengingatkan Kita Pada Masa Lampau Sekaligus Menetralkan Kembali Hubungan Persaudaraan Yang Sejak Lama Telah Dijalin Antara Desa Atau Negeri , dan pada hari ini kita kembali merayakan Panas pela dengan saudara – Saudara kita Dari Negeri Galala ,Hitu Messing,Hative besar dan Haria

ads

Tujuan Panas pela yang kita lakukan pada hari ini , tidak lain guna meningkatkan Rasa persaudaraan yang lebih kuat, Serta membangun rasa Persahabatan Antara Negeri – Negari adat ini bisa berjalan dengan penuh Kasih sayang satu sama yang lain.

Menurutnya Pela Ini Sudah Ada Jauh Sebelum Pengaruh Penjajahan Belanda Karena Itu Tradisi Panas Pela Menjadi Kekuatan Mempersatu Negeri-Negeri Di Maluku Untuk Saling Membantu Memerangi Musuh Terutama Pada Masa-Masa Penjajahan.

Selain Itu Ikatan Pela Juga Dibuat Untuk Menghindari Perkelahian Atau Menyatakan Persahabatan Sekaligus Mengatasi Perpecahan Di Antara Masyarakat Maluku.

Kita Menyadari Bahwa Dewasa Ini Kecintaan Masyarakat Terhadap Budaya Sendiri Semakin Hari Semakin Luntur. Minimnya Pengetahuan Masyarakat Mengenai Akar Budaya Luhur Ditambah Pengaruh Globalisasi Dan Modernisasi Yang Semakin Menguat, Secara Tidak Sadar Membuat Masyarakat Kita Lupa Terhadap Budayanya Sendiri.”

Oleh Karena Itu Tradisi Panas Pela Mesti Dimaknai Sebagai Bentuk Kesadaran Untuk Bersatu Mengalahkan Segala Hambatan Dan Tantangan Serta Komitmen Bersama Untuk Menciptakan Perdamaian Sejati. Hal Ini Harus Disadari Oleh Masyarakat Galala Dan Hitu Lama Maupun Masyarakat Maluku Pada Umumnya.”

Kepada Generasi Saat Ini Dan Generasi Akan Datang Diingatkan Tentang Ikatan Yang Telah Dibuat Oleh Para Leluhur. Upacara Panas Pela Ini Mesti Menjadi Fondasi Yang Kokoh Bagi Persatuan Dan Kesatuan, Persaudaraan Sejati Yang Saling Menghormati, Saling Membantu Dan Saling Menghidupkan Yang Satu Dengan Yang Lainnya”Tutupnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!