- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) — Tinggal menghitung hari untuk pendaftaran calon Wali Kota dan wakil Wali Kota di Pilwali Surabaya 2020.

Adanya keinginan atau aspirasi masyarakat yang belum diikuti oleh pasangan calon (Paslon) membuat masyarakat merasa kecewa atas penentuan pasangan calon.

Seperti yang disampaikan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) kota Surabaya dan Kelompok Informasi Masyarakat, bahwa saat ini dibutuhkan sosok yang seperti bu Risma. Perempuan yang tegas, lugas dan mampu mengayomi seluruh warga Surabaya. Tidak bersembunyi saat Surabaya dalam kesulitan.

ads

Mewakili Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) kota Surabaya, Indra Wahyudi menyampaikan, selama ini saya melihat sosialisasi bu SAH keseluruh lapisan masyarakat, karena memang sosok yang menguasai segala permasalahan kota Surabaya. Berikut juga disegala lapisan masyarakat, mau kalangan grassroot (akar rumput), mau kalangan menengah ke atas, semua kelompok masyarakat, baliau cukup piawai untuk dapat merespon dan memberikan sebuah solusi yang diharapkan masyarakat.

“Hemat saya pak Machfud Arifin (MA) nantinya dapat memilih wakil untuk kota Surabaya sesuai yang dibutuhkan warga kota Surabaya. Karena ketika kebutuhan pokok dan kebutuhan masyarakat yang utama sudah bisa terpenuhi maka itulah sebagai landasan untuk kota Surabaya bisa maju,” terang Indra anak dari seorang Veteran.

Indra menambahkan, saya cukup kagum dengan semangat dan program pak MA, hanya sebagai warga masyarakat saya juga berharap pilihlah wakil yang sungguh-sungguh tepat. Wakil yang sungguh-sungguh mumpuni, dan wakil yang memang menguasai seluruh permasalahan, sehingga tidak hanya masalah bagaimana Surabaya maju, tetapi menginventarisir segala permasalahan yang sudah ada atau masalah-masalah yang bertahun-tahun tidak pernah selesai.

“Surabaya itu bukan kota yang sedang membangun tetapi Surabaya adalah kota yang harus dibangun jiwa dan raganya. Kalau harus dibangun jiwa, berarti harus ada sentuhan-sentuhan yang memang harus sentuhan itu membangun mental masyarakatnya. Sentuhan yang membangun mental, haruslah seorang yang tegas, lugas, kasih, dan telaten, sayangnya itu dimiliki oleh seorang wanita, bukan laki-laki,” ujarnya.

“Kalau sudah disentuh dengan kasih, jiwanya terbangun, raganya otomatis sudah kuat untuk menerima Surabaya sebagai kota metropolitan, karena tantangan kota metropolitan itu cukup besar. Kalau jiwanya aja belum kita bangun, untuk maju akan sulit,” pungkasnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!