- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Momentum Hari Pahlawan 10 Nopember di kota Surabaya diinisiasi oleh Partai Gelora untuk memberikan penghargaan bagi Pahlawan Masa Kini. Mereka terdiri dari Pahlawan Ekonomi, Pahlawan Sosial, Pahlawan Disabilitas serta Pahlawan Veteran.

Mereka ini sejatinya ada di sekitar kita dan mempunyai jasa yang besar kepada masyarakat. Namun kehadirannya kurang disadari oleh masyarakat. Karena itu pihaknya mengangkat sosok mereka lewat penghargaan yang diserahkan di Museum HOS Tjokroaminoto oleh Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta.

“Kami memberi apresiasi kepada mereka yang kami nilai sebagai Pahlawan Masa Kini. Terkadang kita abai dengan keberadaan mereka, padahal jasanya besar dalah keseharian,” tutur Sekretaris DPW Gelora Jatim, Misbakhul Munir, di Museum HOS Tjokroaminoto, Surabaya, Rabu (10/11/2021).

Pria yang akrab disapa Gus Misbakh ini mengungkapkan, gelar Pahlawan Ekonomi diberikan kepada Mbak Titik, aktivis asal Malang. Ia selama memberi kontribusi terhadap pemberdayaan pelaku UMKM, khususnya di Malang Raya.

ads

Untuk Pahlawan Sosial diberikan kepada seorang penarik tambang perahu yang sehari-hari menyeberangkan masyarakat di kawasan Kalimas. Ia telah menjalani pekerjaan itu lebih dari 30 tahun.

“Sosok penambang perahu ini sejatinya adalah orang yang menjadi jembatan masa depan bagi orang lain dalam meraih cita-cita dan tujuan hidup,” imbuh Misbakh.

Misbakh menambahkan, selanjutnya ada sosok Abdul Madjid atau dikenal dengan nama Madjid Uno. Ia meskipun penyandang disabilitas tapi tidak berputus asa, apalagi mengemis belas kasihan orang lain. Madjid tetap mandiri dan berkarya di tengah keterbatasan fisiknya.

Terakhir, Partai Gelora memberikan gelar Pahlawan Veteran kepada para pejuang kemerdekaan. Mereka lah yang turun langsung dalam pertempuran 10 Nopember, tanpa pengorbanan mereka mungkin bangsa ini belum merdeka.

Politikus muda Gelora yang akrab disapa Gus Misbakh mengungkapkan ratusan kader Gelora melakukan flash mob di sepanjang jalan, mulai perempatan Ngagel hingga perempatan Taman Flora, Bratang.

Mereka akan membawa poster-poster bertemakan Pahlawan. Diantaranya Pahlawan itu Ikhlas, Pahlawan wani Berkorban, Pahlawan itu Punya Prestasi, dan kata-kata inspiratif lainnya yang bertemakan kepahlawanan.

“Kita melibatkan ratusan kader Gelora yang mayoritas anak muda, mereka melakuka flash mob sepanjang jalan Ngagel,” imbuh Misbakh.

Usai tahlil dan tabur bunga di makam pahlawan, Anis Matta yang datang dengan jeep perang melanjutkan perjalanan napak tilas ke Museum HOS. Tjokroaminoto yang dikenal sebagai guru bangsa.

 

Museum HOS ini dinilai punya peran penting sebagai pusat pergerakan yang menempa anak-anak muda kader bangsa. Kelak para pemuda itu mempunyai peran penting sebagai pemimpin nasional, salah satunya Bung Karno sang proklamator.

“Kami melakukan napak tilas sejarah di kota Pahlawan ini, untuk mendapatkan spirit para pahlawan yang menggelorakan semangat cinta tanah air dan bela negara. Sehingga bangsa ini bisa merdeka dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” ujar Anis Matta.

Anis Mata Dorong Gelar Pahlawan Nasional untuk Syaikhona Kholil dan Gus Dur di Tahun Depan

Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan keputusan memberikan gelar pahlawan nasional pada empat tokoh dari berbagai daerah.

Mereka yang dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 10 November adalah (Alm) Tombo Lututu, (Alm) Sultan Aji Muhammad Idris, (Alm) H Usmar Ismail, dan (Alm) Raden Arya Wangsakara. Dari keempat nama itu tak satu pun yang berasal dari Jawa Timur. Padahal Pemprov Jatim bersama masyarakat Jawa Timur telah mengusulkan Syaikhona Kholil (Bangkalan) dan KH. Abdurrahman Wahid (Jombang) sebagai pahlawan nasional.

Ketua Umum DPN Partai Gelora, Anis Matta menilai Syaikhona Kholil dan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sangat layak mendapat gelar pahlawan nasional. Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah memberikan anugerah pahlawan kepada dua tokoh asal Jatim itu pada tahun berikutnya.

“Baik Syaikhona Kholil mau pun Gus Dur sangat layak mendapat anugerah pahlawan nasional. Kami mendorong agar pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada tokoh itu di tahun depan,” tegas pria asal Bone itu.

Anis mengatakan, pihaknya meminta restu dan dukungan kepada masyarakat Jawa Timur pada pemilu 2024 mendatang. Supaya Partai Gelora memiliki wakil rakyat, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan terutama di Senayan.

Dengan keberadaan kader Gelora di parlemen, maka pihaknya bisa memperjuangkan aspirasi masyarkat Jawa Timur. Termasuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk tokoh ulama Jawa Timur seperti Syaikhona Kholil dan Gus Dur.

“Kami tidak mengerti, apa alasan pemerintah tidak memberikan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil dan Gus Dur. Dukung dan doakan agar kami memiliki wakil di parlemen, agar bisa memperjuangkan aspirasi tersebut,” kata alumnus Lemhannas tersebut.

Sementara itu, Ketua DPW Gelora Jatim, M. Sirot mengungkapkan Syaikhona Kholil sangat layak mendapat penghargaan pahlawan nasional. Ini aspirasi masyarakat Jawa Timur, bukan keinginan keluarga. Beliau adalah gurunya para ulama.

Demikian pula dengan Gus Dur, juga layak mendapat gelar pahlawan nasional. Beliau adalah pejuang hak azasi manusia, tokoh humanisme dan ulama besar yang memiliki jutaan pengikut.

“Gus Dur meninggalkan pondasi dalam berbangsa dan bernegara dalam bingkai keberagaman. Ia bukan hanya tokoh pluralisme tapi lebih dari itu, Gus Dur tokoh humanisme,” pungkas tokoh muda NU ini. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!