- iklan atas berita -

 

 

Metro Times (Surabaya) – Baru-baru ini (11/5), Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Universitas Airlangga Surabaya melakukan kolaborasi dalam Forum Group Discussion (FGD) melalui Zoom untuk penyusunan roadmap kemandirian alat kesehatan (Alkes) dan farmasi di Indonesia setelah era Covid-19.

Secara khusus, kegiatan FGD kali ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri ITS bekerjasama dengan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga Unair Surabaya dan didukung oleh semua pihak terkait.

Rektor ITS dalam sambutannya menjelaskan bahwa kerjasama antara ITS dan UNAIR sudah berjalan sejak lama. Tetapi khusus untuk penanganan COVID-19 ini sifatnya khusus. ITS dalam 2 bulan saja sudah bisa memproduksi handstanitizer, face shiled yag sampai sekarang sudah 130.000 diproduksi didonasikan di seluruh Indonesia ke puskesmas-puskesmas. Selain itu, ITS juga membuat ventilator dan robot medis RAISA.

ads

Kali ini, FGD terbagi atas 3 (tiga) sesi, yaitu sesi pembicara utama yang menghadirkan Mentri BUMN, dalam hal ini diwakili Wamen BUMN, Bapak Budi Gunadi Sadikin, DIrjen Kemenkes Bidang Farmasi dan Alkes Ibu Engko Sosialine Magdalele, dan Dirjen ILMATE Bapak Taufik Bawazier.

Dalam sambutannya, Ketua PKKP ITS, Dr.Ir. Arman Hakim Nasution, M.Eng, mengatakan bahwa pandemic COVID–19 menyadarkan kita pentingnya kemandirian kesehatan. “Kita melihat Amerika Serikat sebagai negara adidaya dan sedang berkonflik di laut China Selatan dengan Tiongkok saat ini ternyata kalah manuver akibat banyak pasukannya di kapal induk yang terpapar COVID-19”, ungkapnya.

“Demikian juga jika kemandirian kesehatan kita melemah akibat virus, maka bisa jadi bisa jadi para polisi, tentara dan tenaga medis yang menjadi garda depan keamanan Negara akan mengakibatkan kelumpuhan dan mengganggu keamanan Negara”, imbuhnya.

Dalam penjelasannya sebagai pembicara utama, Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa dirinya dipercaya Pak Erick untuk bertanggung jawab mengelola bolding industri farmasi yang terdiri dari BIOFARMA sebagai induk organisasi yang memiliki PT. Kimia Farma Tbk, PT. Indo Farma Tbk, dan PT. Pharpros Tbk.

Menurutnya, inilah industri BUMN yang memproduksi vaksin, obat-obatan, alat kesehatan dan memiliki klinik, lab, apotik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah rumah sakit BUMN itu sekitar 70 di Indonesia dan memiliki 70 badge.

Lebih lanjut, Wamen BGS menjelaskan sedikit mengenai tren globalnya yang diamatinya Industri kesehatan ini adalah industri yang sudah bergeser trennya dengan mengarah fokusnya ke menciptakan orang sehat dari pada mengobati orang sakit. “Tren kedua yaitu industri kesehatan ini makin personalized. Tiap orang berbeda permasalahan kesehatannya, ada yang masalah pernafasan dan ada yang kolestrol tinggi, dapat diketahui bahwa masing-masing individu membutuhkan treatment atau obat yang berbeda-beda”, jelasnya.

Banyak alat-alat sensor maupun monitoring yang kita pakai sehari-hari agar bisa hidup lebih sehat. Dan saat ini sudah banyak yang berbentuk digital. Industri kesehatan secara ekonomi banyak bermasalah karena tidak sustainable. Dan tren terakhir yang ada di dunia adalah pandemi. Virus flu burung tahun 2003 dan virus Covid terjadi tahun 2019. Tidak ada orang yang bisa menjamin kalau kedepannya tidak ada virus- baru.

Senada dengan keyakinan ini, Dirut BARATA INDONESIA, Bapak Fajar Harry Sampoerno mengatakan bahwa kunci sukses kemandirian kesehatan yang terpenting adalah kita harus mampu bermain sebagai tim sepakbola yang cantik, tidak grumuyuk sendiri-sendiri.

Dalam kesimpulan akhir panel farmasi, dr. Agus Hariyanto, SpOG, dari RS Terapung Ksatriya Airlangga menekankan bahwa BUMN maupun swasta, serta peneliti di PT perlu memantapkan langkah bersama, sehingga kemandirian kesehatan akan terwujud secara lebih selaras dan memuaskan semua pihak.

Sebagai penutup, hasil diskusi FGD ini akan diolah tim panelis selama 3 (tiga) bulan kedepan menjadi ROADMAP, dan diserahkan kepada Presiden RI pada momen Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 75, pada tanggal 17 Agustus 2020 mendatang.

Ketua PKKP ITS, Dr.Ir Arman Hakim Nasution, MEng meyakini bahwa holding Farmasi dan Alkes ditangan Wamen BGS yang memiliki track record kinerja cemerlang, akan mampu mengimplementasikan ROADMAP kemandirian alkes dan farmasi, serta bisa dirasakan manfaatnya pada akhir tahun 2020. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!