- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Masa Reses I tahun 2021, dipakai anggota Dewan DPRD Jatim untuk penyerapan aspirasi masyarakat (Pasmas). Pasmas Anggota Komisi E DPRD Jatim, dari Fraksi Partai Demokrat, Hartoyo S.H., M.H., diadakan di Asem III No 5, RT 12 RW 02, Kelurahan Asemrowo, Kecamatan Asemrowo Surabaya, Kamis (4-3-2021).

Hartoyo S.H., M.H., yang telah 2 periode menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, mengatakan, reses itu tujuannya menerima keluhan-keluhan atau aspirasi masyarakat yang harus ditindaklanjuti. Seperti di daerah Asem ini kebanyakan mengeluh masalah banjir yang perlu penanganan serius, karena ini dampaknya luar biasa. Karena banjir ini orang mau keluar tidak bisa. Nah ini harus cepat-cepat dirembuk untuk anggaran 2021.

“Banjir ini bagaimana supaya cepat ditangani. Tentu ini akan koordinasi dengan Pemkot Surabaya, agar jangan sampai tumpang tindih. Saya akan komunikasikan dengan teman-teman dari Fraksi Demokrat yang ada perwakilan di DPRD II Surabaya dan bisa dikomunikasikan tentang wilayah di Asem,” ujarnya.

ads

Ia juga menyampaikan, untuk memperlancar proses pembangunan gorong-gorong dan jalan, agar supaya dibentuk panitia kecil yang dirapatkan oleh warga masing-masing, dan tentunya RT sebagai koordinatornya. Setelah itu baru kita rapatkan lintas RT, karena keluhanya nanti masing-masing RT tidak sama, ini perlu panitia sehingga masalah-masalah itu bisa menemukan solusi yang memecahkan masalah.

Selama ini dari masing-masing RW, tokoh masyarakat itu sudah berkali-kali menyampaikan, melaporkan, tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya.

Sementara Masalah pendidikan
Menurut Hartoyo, di Surabaya ini masih zona merah, ada yang zona oranye, dan kuning, hijau belum ada. Akhirnya untuk pendidikan sementara ini melalui daring.

“Kita melihat kondisi masing-masing daerah, di Surabaya ini ada 31 Kecamatan, dan tidak semuanya zona merah, kalau yang hijau itu bisa dilaksanakan untuk pendidikan melalui tatap muka. Sedangkan yang kuning bisa bergantian masuknya, tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan,” terang Hartoyo selesai acara Reses.

“Sekolah tatap muka harus ada formulasinya masing-masing antara wali murid, kepala sekolah dan pengajar, agar bisa sama-sama ada kesepakatan. Mungkin kapasitasnya di rolling seperti masuk 2 jam lalu bergantian,” pungkas Hartoyo. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!