- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Kerjasama SMP Kristen Bethel Sulung 3 bersama King Sejong Institut Surabaya dan Universitas Kristen Petra di bidang budaya Korea mengadakan acara Kolaborasi dance workshop & pembuatan video dance bareng King Sejong Institute Surabaya di sekolah SMP Kr Bethel Sulung 3 Surabaya, Sabtu (20/8/2022).

Antusias dan kegembiraan siswa-siswa terlihat saat kakak-kakak King Sejong Institute Surabaya memulai gerakan dance Kpop yang sekarang lagi ngetren dikalangan anak-anak muda Indonesia.

Gerakan-gerakan yang energik dari para dancer semakin menarik minat para siswa yang hadir di lapangan sekolah.

ads

Kepala Sekolah SMP Kr Bethel Sulung 3, Drs. Priyo Santoso Lumadio yang didampingi Wakil Kepala sekolah bidang Kesiswaan, menuturkan, jadi ini kerjasama Universitas Kristen Petra dan Dongseo University Busan di bidang budaya Korea. Mereka membuat surat kepada SMP Kristen Bethel Sulung 3 ini untuk membuat suatu acara yang mengenalkan budaya Korea termasuk Kpop Dance, lalu pengenalan baju-baju Korea, tarian tradisional Korea Thalchum. Ini dimaksudkan untuk memperkenalkan budaya Korea di Indonesia, sehingga anak-anak ini mulai mengenal budaya-budaya Korea.

“Kami menyambut gembira karena ini sejalan dengan program sekolah. Dimana sekolah tahun ajaran baru ini mengadakan ekstrakurikuler bahasa Korea. Karena untuk mengenal bahasa Korea atau belajar bahasa Korea tentu harus mengenal budayanya dulu. Jadi orang tidak mengenal budayanya, sulit untuk mempelajari bahasa. Budaya dikenal pasti bahasanya mengikuti,” terang Priyo antusias.

“Yang menjadi alasan kita, pertama-tama anak-anak belajar Kpop dance, setelah mengenal Dance rupanya mereka itu lebih tertarik lagi ke bahasa. Dengan tertarik bahasa mereka harus mengenal budaya, inilah saat kita membuka momentum ini mulai tahun ajaran baru dengan warna yang berbeda. Ada Korea, ada Jepang, ada mandarin, semuanya itu kita galakkan sehingga nanti ada warna tersendiri bahwa kita ini sekolah internasional,” ujarnya.

“Harapan saya nanti ada program-program pertukaran pelajar King Sejong Institute dan Universitas Petra ini bisa mengambil siswa-siswa kita. Ini tentu sangat baik kedepannya,” jelasnya.

Menurut Priyo, walaupun pikiran kita global tapi kita jangan sampai kehilangan jati diri, tentunya kita punya proporsi tersendiri dalam memberikan pembelajaran. Jadi kita tidak memberikan pengenalan budaya asing secara frontal, termasuk budaya-budaya yang tidak bisa kita serap, ya itu tidak diberikan, itu cara kita memfilter.

Masuknya budaya asing yang dianggap lebih modern dan berjiwa muda, membuat para milenial dan GenZ lebih menyukai budaya asing yang dianggap baru.

Menurut Waka Kesiswaan Rumanti Pujiastuti S.Pd., menanamkan jiwa nasionalis kepada anak-anak dengan tiap hari Senin kita tanamkan upacara bendera, sehingga jati diri bangsa ini tidak mudah untuk ditinggalkan.

“Jiwa nasionalis tetap kita tanamkan ke anak, seperti hari Kartini tetap kita memakai baju suku adat di Indonesia. Setiap hari Nasional tetap kita peringati. Jadi mereka tidak kehilangan jiwa nasionalisme mereka. Cinta Indonesia itu tetap kita tanamkan,” tutur Rumanti.

“Himbauan saya kepada semua siswa bukan saja Bethel Sulung 3 ini, tetapi kepada semua siswa-siswa yang membaca media ini, harapan saya marilah kita membuka wawasan global, karena sekarang ini mengglobal, artinya apapun informasi teknologi itu sifatnya mengglobal. Cara satu-satunya supaya wawasan kita global, kita harus mulai mengenal, pelajari, meniru, mempraktekkan, apa yang baik kita serap, yang tidak baik kita hindari. Jadi tidak pilih-pilih negara mana yang dipelajari ini wawasan global cara berfikir global, maka tidak berfikir secara sempit,” tutupnya.

Sementara Pengajar Bahasa Korea di King Sejong Institute Surabaya Asri Julianti menjelaskan, agenda hari ini workshop dan nanti Unit KS mengajari anak-anak SMP untuk bisa Kpop beberapa lagu untuk nanti di acara penutupan unit 1 Oktober 2022.

“Kerjasama kita dari KSI pelatih memberikan latihan pada ekstrakurikuler SMPKr Bethel Sulung 3 terutama Dance.
Mereka bisa mengetahui lebih lanjut dan cara untuk Dance lebih bagus,” tutur Asri.

“Kalau sekarang fokus ke pendidikan dancenya saja, jadi gerak-geraknya tapi kalau nanti untuk budayanya anak-anak bisa mencoba dan merasakan Hankbok seperti apa,” terang Asri yang sebagai mentor Kpop Unit Dance King Sejong Institute Surabaya.

“Harapannya selain Kpop Dance yang termasuk dalam urusan budaya, mungkin bisa juga bahasa dikenalkan di sekolah ini. Jadi anak-anak bisa mulai mengenal bahasa korea dari sejak dini,” imbuhnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!