- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Bupati Purworejo, Agus Bastian, berkeinginan untuk membangun sektor pariwisata religi, untuk memenuhi kebutuhan wisata masyarakat dan menaikan perekonomian daerah. Hal itu mengemuka saat dirinya berziarah ke petilasan Eyang Sunan Geseng, di Desa Bagelen Kecamatan Bagelen, Senin (29/06/2020).

Didampingi oleh Kadinpermasdes, Kabag Humas dan Protokol, Dinpupr, serta Forkopimcam Bagelen, Agus Bastian menaiki ratusan anak tangga menuju lokasi petilasan. Selama peninjauan, Bupati mendapat penjelasan dari kades Bagelen Sarimin. Bupati meminta agar aset wisata religi ini terus dipelihara dan dikembangkan.

“Kita punya banyak sekali aset wisata religi, selain petilsan Sunan Geseng ini, di sekitar sini ada juga petilasan Nyai Bagelen, masjid Santren yang merupakan masjid tiban dan lain-lain, ” kata Bastian.

Menurut informasi, tempat tersebut diyakini sebagai tempat bertemunya Sunan Geseng (Ki Cokrojoyo) dengan Sunan Kalijaga. Di sana terdapat sebuah cungkup yang di dalamnya terdapat sebuah batu besar berwarna hitam. Oleh masyarakat sekitarnya disebut sebagai batu gosong, konon ceritanya batu itu merupakan tempat duduk Sunan Geseng pada saat diuji oleh gurunya Sunan Kalijaga, untuk menunggui tongkat Sang Guru.

Karena ditinggal lama, lanjutnya, maka di sekitar tempat duduk Sunan Geseng ditumbuhi oleh semak belukar, maka untuk mencari keberadaan muridnya, Sunan Kalijaga membakar tempat tersebut hingga hangus. Sejak saat itu Ki Cokrojoyo mendapat gelar sebagai Sunan Geseng.

ads

Bupati juga mengunjungi dan melaksanakan sholat duhur di masjid Santren Desa Bagelen. Bupati sempat berdialog dengan takmir masjid Santren, antara lain mengenai 4 sokoguru yang masih asli.

Masjid Santren atau masjid Kyai Baedlowi merupakan masjid yang dapat dikategorikan sebagai cagar budaya. Hal ini disebabkan oleh latar belakang sejarah yang berkaitan dengan Raja Mataram yaitu Sultan Agung. Sekaligus masjid ini menjadi masjid tertua di wilayah Bagelen.

Dalam rangkaian kunjungannya di Kecamatan Bagelen, Bupati juga bertemu dengan para kepala desa, BPD dan Ketua RT/RW. Ia menegaskan komitmennya untuk terus menggenjot pembanguman infrastruktur.

“Sekarang tidak ada lagi istilah jeglongan sewu karena banyaknya jalan yang rusak. Sekarang hampir semua jalan sudah bagus, meskipun sekarang agak terkendala karena anggarannya banyak dialihkan untuk penanganan Covid-19,” tandasnya.

Pada bagian lain, Bupati tak bosan mengingatkan tentang penerapan protokol kesehatan di era new habit atau kebiasaan baru.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!