- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di 2030 mendatang. Membangun ekonomi kreatif bukan hanya tugas eksekutif, melainkan menjadi tugas semua elemen masyarakat. Demikian disampaikan Kasubdit Edukasi Ekonomi Kreatif Untuk Publik Bekraf, Dr Mohammad Amin, dalam acara talk show ‘Sarung is My New Denim’ di Plaza Hotel. Kamis 27 2019.

Hadir sebagai narasumber dalam talk show ini adalah Ir Bambang Sutrisno (Komisi X DPR RI), Dina Midiani dan Taruna K Kusmayadi keduanya dari Indonesia Fashion Chamber (IFC).

“Membangun ekonomi kreatif membutuhkan peran serta berbagai pihak. Eksekutif, komunitas, asosiasi, perguruan tinggi dan media. Pers bisa menjadi corong publikasi kegiatan ekonomi kreatif. Sehingga peran pers sangat penting,” kata Mohamad Amin kepada wartawan.

Anggota Komisi X DPR RI, Ir Bambang Sutrisno mengatakan bahwa salah satu problem ekonomi kreatif ada pada kelembagaannya. “Salah satu yang harus segera ditentukan adalah kelembagaannya ada dimana. Ekonomi kreatif sudah selayaknya ditangani oleh kementrian, bukan hanya berbentuk lembaga,” jelas Bambang Sutrisno.

ads

Ekonomi kreatif menyumbang pemasukan dan devisa besar bagi negara. Indikatornya, ada 17 juta tenaga kerja yang terserap ekonomi kreatif, PDB dan devisa ekspor yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif.

Bambang berharap agar UU Ekonomi Kreatif bisa disahkan sebelum masa jabatan DPR RI periode 2014-2019 berakhir. Dalam UU itu disebutkan bahwa ekraf dapat menjadi alat mendapat devisa, menyejahterakan masyarakat dan bagaimana meningkatkan SDM pelaku ekraf.

Paling penting dalam UU tersebut dibahas tentang sistem kelembagaan serta pengakuan HAKI bagi produk ekonomi kreatif supaya tidak diklaim pihak lain.

Sementara Pembatik sarung Purworejo sekaligus desainer, Ganjar Widiantoro menjelaskan, tema kali ini adalah memperkenalkan sarung khas Purworejo. Walaupun sebenarnya sarung sendiri sejak dahulu sudah terkenal di kalangan masyarakat kita. Namun pada tahun 2010, sarung mulai diperkenalkan lagi.

“Sekarang kita punya sarung batik khas Purworejo. Harap saya sarung ini bisa dikenal di masyarakat Purworejo. Supaya dikenal ya pemerintah harus bisa menggunakan prodak sendiri,” jelasnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!