Metro Times (Surabaya) – Sosialisasi penanggulangan narkboba di lingkungan pelajar dan launching Gobackae yang diselenggarakan Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM) kota Surabaya di lapangan Giant Rajawali, Surabaya, diikuti oleh 1.500 peserta dari kalangan pelajar , wali murid, pendamping sekolah dan lintas komunitas senam, Minggu (5/8).
Ketua GMDM Surabaya, Yayuk Sri Wahyuningsih didampingi Direktur Operasional Gobackae dan Sekjen GMDM Jawa-Timur (Jatim), Siswanto menyatakan , para peserta yang meramaikan acara sosialisasi ini berasal dari kalangan pelajar SMP dan SMA dari 15 sekolahan di Surabaya, sebanyak 200 anak. Selebihnya dari para wali murid, pendamping sekolah dan dua komunitas lintas senam.
“Kami melakukan sosialisasi bahaya narkoba di lingkungan pelajar dan komunitas terhadap penyalahgunaan narkoba. Untuk itu, kami bermitra kerja dengan Giant Rajawali, BPJS Ketenagakakerjaan cabang Darmo dan launching Gobacke sebagai karya kita untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Sekarang ini, banyak anak-anak yang terjerat narkoba, karena berasal dari ekonomi keluarga yang minimal. Nah, dengan addanya Gobakcae, anak anak yang mengalamil putus sekolah dan belum bekerja bisa dipekerjaan di sini.
Tingkat peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Surabaya ini, sudah tergolong miris. Mengingat , anak berusia antara 12-14 tahun sudah menggunakan narkoba.
“Malahan 90 persen pengguna narkoba adalah anak-anak muda dan berusia produktif. Kami ingin anak-anak muda bisa bersih dari narkoba, karena barang haram itu bisa merusak bangsa dan generasi Indonesia,” ujar Yayuk Sri Wahyuningsih .
Dijelaskannya, program GMDM dalam waktu dekat ini akan menggelar pelatihan dan pendampingan hukum, dengan menggandeng Ekuitas Setara, perhimpunan advokad di Sidoarjo. Mereka mempunyai rehabilitasi dan pendampingan hukum dan sangat peduli terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
“Para pelajar adalah generasi anak bangsa dan wajib kita jaga dengan baik di sekolah dan rumah. Peran orang tua harus maksimal dan peduli terhadap putra-putrinya. Sebab, 70 persen mereka berada di rumah dan 30 persen di sekolah. Wali murid, pendamping skolah dan orang tua harus terlibat langsung mengasuh ana-anak,” ungkap Yayuk.
Untuk menyelamatkan generasi bangsa, relawan GMDM Surabaya sebanyak 5.000 orang dan 60 pengurus, itu akan bekerja keras untuk memberikan sosialiasi dan menyadarkan mereka dari bahaya narkoba.
Yayuk juga menjelaskan, tentang launching Gobackae yang diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran di Surabaya., Mereka yang putus sekolah direkrut dan mengambil peran di Gobakcae. Ada fitur biasa, fitur kuliner, belanja dan ojek motor dan mobil.
Itu semua adalah pemeberdayaan kita untuk menjauhkan diri narkoba dan premanisme. “Untuk sopir roda dua hampir 650 orang dan mobil 150 orang. Insya Allah makin banyak sopir makin bagus nantinya,” tukasnya.
Sebagaimana aragan Arman Depari, Kepala Deputi BNNP yang bertekad akan merekrut 1 juta orang yang bersih dari nakorba.
Sementara itu, anggota Komisi A DPRD Surabaya, Budi Leksono SH mengatakan, sebenarnya perlu adanya GMDM–GMDM yang lain untuk pencegahan narkoba. “Ibaratnya sedia payung sebelum hujan. Ibaratnya, sekarang terkena narkoba, baru sadar,” cetusnya.
Menurut Budi Leksono, hal ini sangat bagus dan wajib didukung penuh, mengingat di sini banyak anak-anak sekolah. Mereka harus paham akan bahaya narkoba.
“Ini menjadi tugas bersama semua masyarakat untuk mengantisipasi bahaya narkoba. Narkoba adalah lawan masyarakat dan membunuh secara perlahan generasi muda,” ungkapnya.
Resiko narkoba pada diri sendiri. “Kita harus bisa menjadi polisi untuk diri sendiri dan menolak apapun ajakan dan rayuan terhadap narkoba,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Budi Leksono juga menyambut positif atas peluncuran Gobackae. Namun demikian, dia mengingat agar ijin dan prosedurnya jelas. “Bukan sekadar menampung tenaga kerja saja. Juga aturan-aturan hukum dan memberikan kenyamanan dan menguntungkan masyarakat pengguna Gobackae,” tukasnya.(nald)