- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Kabupaten Purworejo di Kecamatan Kutoarjo yang sudah cukup lama vakum akibat tidak difungsikan, akhirnya diaktifkan dan pengelolaannya diserahkan kepada Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Purworejo. Beroperasionalnya SRG diharapkan dapat membantu para petani dalam hal penyimpanan dan pemasaran hasil panennya.

Direktur PDAU Purworejo, Didik Prasetya Adi SH, saat dikonfirmasi menyebut pengelolaan SRG telah dialihkan secara resmi dari Dinas KUKMP Purworejo kepada PDAU Purworejo pada Maret 2021. Penyerahan dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti) Kementerian Perdagangan.

“Sejak tahun 2018, atau sekitar 2 tahun lebih SRG vakum dan akhirnya dilimpahkan ke PDAU. Pelimpahan pada bulan Maret 2021, lalu April kita mulai memperbaiki dan Alhamdulillah bisa berjalan,” sebutnya, Jumat (23/7).

Awalnya, penyerapan gabah dari petanai akan dilakukan secara mandiri oleh PDAU karena melihat tingginya potensi gabah di Purworejo yang dapat diserap. Namun, untuk mengoptimalkan, akhirnya PDAU memutuskan menggandeng salah satu BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT).

Kerja sama telah berjalan dan saat ini ada sekitar 100 ton gabah serapan petani. Dari jumlah itu, PDAU telah menerbitkan 1 resi atas nama PT SPJT untuk 32 ton lebih gabah yang dititipkan.

ads

“Pada Kamis (22/7) kemarin, kami juga menerima kunjungan dari pihak PT SPJT untuk melihat langsung kondisi gudang,” jelasnya.

Didik mengungkapkan, SRG memiliki fungsi utama untuk menyelamatkan petani dari harga jual gabah yang rendah oleh tengkulak saat penen. Gabah yang dititipkan akan dihargai dengan harga wajar meskipun harga di pasaran sedang anjlok.

“Jadi tujuannya untuk tunda jual. Jangka waktu penitipan bervariasi sesuai kesepakatan dan nanti petani bisa menjualnya saat harga tinggi,” ungkapnya.

Menurutnya, gabah yang disimpan di gundang aman karena dijamin oleh asuransi. Petani juga mendapatkan resi yang dapat dijadikan agunan jaminan kredit di Bank Jateng. Besaran kredit atau pinjamannya maksimal 70 persen dari nilai gabah yang dititipkan.

“Bunga pinjamannya cukup rendah karena memang ada subsidi. Kalau petani tidak mampu mengangsur, saat harga gabah tinggi bisa dijual. Atau gabah itu kita produksi jadi beras,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa Gudang SRG telah dilengkapi dengan peralatan modern berupa Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penggilingan padi integrasi. Mengoptimalkan itu, PDAU juga berinovasi untuk memproduksi beras khas Purworejo berlabel Durian. Beras yang sudah terdaftar itu dikemas dengan berbagai ukuran dan dipasarkan ke berbagai kalangan, khususnya PNS.

“Sudah ada beberapa OPD yang memesan dan ke depan jangakauan pemasaran akan terus kita perluas,” tandasnya.

Penulis: F. Daniel Raja Here

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!