- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pondok Pesantren (Ponpes) Azziadah memiliki metode pengajaran yang unik, disamping pengajaran santriwan dan santriwati pada umumnya, juga mendekati anak dan remaja jalanan yang hidupnya kental dengan berbagai pengaruh negatif. Ponpes Azziadah yang dikhususkan untuk putri, juga berdampingan dengan Ponpes Azzaidin khusus putra itu, berada di RT 07/04 Desa Tegalsari Kecamatan Bruno yang berbatasan langsung dengan Wonosobo.

Seperti diceritakan Taufik Hidayat (29) yang merupakan salah satu pengasuh Ponpes Azziadah, berprinsip hidup dapat bermanfaat untuk orang lain. Tidak hanya bermanfaat bagi orang-orang yang baik saja, namun juga ingin bermanfaat dilingkungan orang-orang yang dalam tanda kutip kurang baik. Karena anak dan remaja jalanan bukan orang yang harus dijauhi tapi harus didekati pula. Dengan harapan memberikan penyadaran ke jalan yang sesuai ajaran Islam dalam Alqur’an.

Meski tidak mudah menerapkan prinsip itu, karena harus menghadapi berbagai cemoohan yang menghampiri ketika mendekati orang jalanan. Tapi tak mematahkan semangatnya untuk tetap akan melakukan sesuatu yang bermanfaat. “Banyak ungkapan-ungkapan sinis yang mengatakan, anak kyai kok mau dekat-dekat dengan orang jalanan. Saya menganggap ini tantangan yang harus saya hadapi,” ungkap Taufik yang juga sebagai menantu pemilik Ponpes Azziadah (Mustofa).

Dia selalu mengingat dari guru yang mengajarkannya, agar hidup bisa bermanfaat untuk sesama. “Maka saya terapkan, selain itu saya juga merasa kasihan, siapa lagi yang akan mendekati anak jalanan. Jangan melihat keburukan orang lain, tanpa melihat duduk permasalahannya. Dengan mengetahui yang sebenarnya, insyaAlloh akan diberi kemudahan dalam menyadarkan. Bukan tidak mungkin anak jalanan yang sudah sadar dari pengaruh negatif, justru akan melebihi baiknya dari yang lain,” ujar Taufiq yang pernah mengenyam ilmu agama Islam di tiga Ponpes Purworejo dan Magelang.

Perlakuan pembelajaranyapun berbeda tidak berbaur dengan santri yang lain, tetapi dalam ruangan tersendiri sebagai upaya menjaga privasi. Sehingga tidak harus diketahui santri yang lain, karena memang butuh perlakuan khusus. Metode mengajinya selain mengajarkan sholat lima waktu, hafalan surat-surat Alqur’an, juga pada penyadaran akan pertanggungjawaban hidup tidak hanya didunia tapi juga diakherat. Yang tentu saja tidak semta-mata menuruti hawa napsu dunia.

ads

“Alhamdulillah, mereka mau meninggalkan perbuatan yang dilarang agama seperti sabu, miras, judi, dan sejenisnya. Bahkan sudah melaksanakan sholat lima waktu, mengaji Alqur’an, dan lainnya. Meski anak jalanan yang mengaji tidak banyak hampir 10 orang, tapi dari jumlah kecil ini saya percaya, InsyaAlloh akan mampu menularkan yang lain untuk mengikuti mengaji. Apalagi Bu Wakil Bupati sudah rawuh kesini, ini suport bagi Ponpes kami dan juga suport bagi prinsip saya untuk menyadarkan anak jalanan. Tentu saya mohon dukungan doa dari Bu Yuli, meski skupnya masih kecil, semoga manfaatnya besar,” papar Taufik.

Wabup Hj Yuli Hastuti SH disela-sela kunjungannya di sejumlah Ponpes di wilayah Kecamatan Bruno pada Selasa (12/5) merasa bangga dengan salah satu Ponpes di Bruno seperti PonpesAzziadah yang juga memperhatikan anak dan remaja yang bermasalah. Sekecil apapun dalam mendatangkan manfaat bagi orang lain, tentu sangat baik. Utamanya memberi penyadaran adalah hal yang tidak mudah. Diharapkan, penyadaran melalui pendekatan ajaran agama seperti ini bisa terus dikembangkan.

Ponpes Azziadah merupakan Ponpes tertua kedua di Bruno setelah Ponpes Roudotul Atfal. Sekitar 30 kilometer lebih dari kota Purworejo untuk dapat menuju Ponpes Azziadah. Letaknya yang cukup jauh dari kota, namun tak menyurutkan para santrinya untuk belajar. Bahkan berdatangan dari berbagai daerah, tak hanya dari lingkungan sekitar Tegalsari dan Wonosobo saja, tapi juga pernah ada santri yang datang dari Sumatera, Palembang, Cilacap, dan daerah lain. Ponpes yang telah setengah abad lebih itu, menjadi tempat naungan mendalami ilmu Agama Islam.

Tercacat sudah ribuan santri yang telah usai menempuh ilmu Islam dan kembali kedaerah masing-masing dengan mengaplikasikan ilmunya. Para santri alumni dari Ponpes Azziadah, juga masih berkomunikasi dengan baik. Sedangkan yang saat ini masih menuntul ilmu di Ponpes terdapat sekitar 80 an lebih santriwan dan santriwati, dengan 6 guru dari kyai dan nyai sebagai Pengasuh Ponpes.

Ilmu yang diajarkan meliputi ilmu fiqih yakni mempelajari persoalan hukum yang mengatur manusia kepada Alloh SWT contonhnya tata cara sholat, wudhu, dll. Lalu ilmu alat yakni untuk tata cara membaca kitab kuning, dan ilmu hadist yakni mempelajari sejarah Nabi-Nabi dan ulama, serta kajian-kajian yang lain. (Dnl)