Metro Times Kendal – Menjelang Hari Raya Idul Adha biasanya banyak warga yang mencari arang dan tusuk sate untuk persiapan bakar-bakar daging di rumah.
Hal ini dilakukan karena hampir setiap orang biasanya mendapatkan jatah pembagian daging di hari raya kurban.
Namun, di tengah pandemi covid-19 seperti saat ini, jumlah warga yang berkurban mengalami penurunan dan berdampak pada menurunnya omset pedagang arang dan tusuk sate.
Di Pasar tradisional Kendal contohnya, pedagang arang dan tusuk sate mengeluhkan sepinya pembeli. Dibandingkan dengan tahun lalu, omset penjualan mengalami penurunan hingga 30 persen.
Seperti yang disampaikan Musriah salah seorang pedagang peralatan dapur, termasuk arang dan tusuk sate yang mengaku omsetnya turun dratis dimasa pandemi covid-19 ini.
“Dibandingkan dengan tahun lalu beda jauh. Malah tahun ini harga tusuk sate turun. Jika tahun lalu seikat 7 ribu, saat ini seikat hanya 5 ribu,” katanya.
Selain itu, Musriah juga menyampaikan turunnya harga arang. Harga arang tahun lalu perbungkus 4 ribu. Namun saat ini harga arang perbungkus hanya Rp 2.500.
Dikatakan, sepinya penjualan arang tak menyurutkan niatnya untuk menyetok lebih banyak arang menjelang hari raya kurban.
“Jika kemarin-kemarin biasanya saya menyetok 25 karung untuk setiap bulannya. Sekarng saya tambahi jadi 30 karung arang kayu,” bebernya.
Dia mengaku, arang kayu yang di stok menjelang idul adha diperuntukan jika banyak warga yang membutuhkan. Selain itu, juga untuk melayani pembeli dari warung sate, nasi goreng dan penjual soto.
Sementara itu, Sunarti salah seorang pembeli arang dan tusuk sate mengaku bahwa, dirinya sengaja membeli arang dan tusuk sate untuk persiapan hari raya idul Adha.
“Ini buat bakar-bakar jika nanti dapat daging lebih,” katanya.(Gus)
