- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah memaksa manusia menanggalkan statusnya sebagai makhluk sosial. Ruang-ruang disekat, kebiasaan mutual dibatasi, atas nama Covid-19 agar tidak menyebar kemana-mana. Kondisi itu memunculkan sepi berujung lemah dan lesu dan menyeret manusia pada titik kelelahan.

Sebagai sebuah ujian, manusia dituntut untuk menjawab tantangan jaman. Menghindar dari pemirikan abortif, menjaga langkah tetap kreatif ditengah kondisi yang semakin sulit, mengidupkan semangat agar tetap kuat melanjutkan hidup. “Lakon Mas Panut menceritakan nasib seorang pedagang di Pasar Tanah Abang menjawab kebijakan Lockdown,” kata Ketua Teater Tanjung, Aghata Mutiara Putri Segena, 17, siswa Kelas XII IPS 3 SMA N 7 Purworejo, Kamis (8/7).

Dijelaskan, karya tersebut dibuat untuk Festival & Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat SMA/MA Tahun 2021. Monolog kali ini berisi pesan moral, membangkitkan semangat di tengah kondisi sulit. Tetap kuat dan tidak menyerah meskipun dibekap pandemi. Lokasi pengambilan gambar di sudut ruang Wisma Budaya, setting sederhana dengan background kain hitam, ornamen masker dan layar putih dengan tata lampu merah dan kuning.

“Menguatkan pesan dan peran, kami buat layar kecil putih untuk menampilkan berita terkait Covid-19 dan tokoh punokawan yang masuk dalam ide pembuatan masker. Ada delapan orang yang terlibat dalam pementasan ini. Monolog dibawakan Sephira Adinda Maharani dengan memerankan tokoh Iting,” jelasnya.

Pemeran Tokoh Iting, Sephira Adinda Maharani, 15, menambahkan, dalam membawakan tokoh Iting ada beberapa part yang susah. Sosok Iting adalah pribadi yang ceria dan ceplas-ceplos. “Menurut teman-teman saya bisa menjiwai tokoh ini, karena monolog saya sendiri dan karena pandemi karya ini direkam untuk dilombakan,” ucapnya.

ads

Menurutnya, pandemi bagi seniman sebetulnya dilematis, pentas tanpa penonton tentu saja hambar. “Positifnya ketika diupload secara virtual bisa menyasar semua kalangan, tetapi kami tetap berharap dan berdoa, semoga pandemi segera berakhir dan semua bisa kembali normal dengan adab kebiasan baru,” ujarnya.

Pengasuh Teater Tanjung SMA N 7 Purworejo, Heri Sugiharto mengungkapkan, teater menjadi media ekspresi mengungkap beragam rasa, naluri dan pikiran yang bermuara pada penumbuhan nilai-nilai estetika manusia. “FLS2N ini merupakan ajang talenta bagi siswa di seluruh Indonesia untuk menunjukkan minat dan bakat di bidang seni,” ungkapnya.

Ditambahkan, Lakon Mas Panut ini melibatkan anak-anak pilihan dari SMA N 7 Purworejo, selain pemeran utama ada juga Chitra Dewi Pasha, 17, Arina Lelitamara, 16, Siti Solekhah, 18, Hafiz Saputra Pradana, 17, Septi Andita Putri, 17, dan Taufiq Ulfatullah Haryanto, 17. Mereka telah bertalih keras dan melengkapi satu dengan lainnya.

Pementasan ini menjadi proses kreatif dan inovatif, mengungkapkan rasa, emosi yang sangat dalam tentang eksistensi dan esensi kehidupan. Harapannya kedepan Tater Tanujung SMA N 7 Purworejo bisa mewarnai industri kreatif di Indonesia. “PLS2N kali ini diselenggarakan secara daring (online) karena kondisi pandemi Covid-19. Kami ambil kategori monolog, mesikpun ada kategori gitar solo, tari kreasi, dan vokal solo, desain poster, film pendek, kriya, komik digital, dan cipta lagu,” ucapnya.

FLS2N Tingkat SMA/MA Tahun 2021 engangkat tema “Seni Pulihkan Negeri”. Dengan tema tersebut diharapkan siswa dapat berprestasi dalam situasi dan kondisi apa pun. “Seni mempunyai potensi dan kekuatan untuk membangkitkan semangat dan memulihkan negeri dari dampak pandemi. Saya optimis dengan penampilan anak-anak Teater Tanujung,” tegasnya. (Dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!