- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Hari Batik Nasional yang diperingati tanggal 2 Oktober tahun 2020 ini tidak secerah tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, permintaan konsumen terhadap batik yang diproduksi oleh para perajin mengalami penurunan drastis akibat adanya pandemi Covid-19 beberapa bulan terakhir.

Bahkan, keberadaannya mulai terancam seiring tidak lancarnya pemasaran produk. Para perajin pun hanya dapat bertahan dan aktif ketika ada pesanan dari konsumen.

Dampak tersebut dialami perajin kecil hingga besar di sejumlah wilayah di Kabupaten Purworejo. Salah satu produsen batik yang terdampak yakni Batik Ciprat Disabilitas Intelektual Restu Ibu (DIRI) di Dusun Sebelik RT 2 RW 1 Desa Banyuasin Kembaran Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo.

Darminah (58) pendiri Batik DIRI, mengaku bahwa urusan pemasaran masih kerap menjadi kendala. Terlebih pada masa pendemi ini. Karena itu, di momen Hari Batik Nasionel itu pihaknya berharap adanya pendampingan dari pemerintah, mulai dari tingkat bawah (desa) hingga tingkat pusat sehingga memberi peluang para perajin batik untuk berkembang.

“Kedua, semua masyarakat Indonesia wajib cinta dan memakai batik produk dalam negeri. Ketiga, dengan gerakan memakai batik produk dalam negeri ke depan bisa mengangkat ekonomi rakyat,” katanya.

ads

Menurutnya, batik merupakan kerajinan milik Indonesia yang sudah dikenal sejak zaman Kerajaan pada abad 13 dan berkembang sampai sekarang.

“Karya indah ini dituliskan di atas media kain dengan menggunakan canting, alat yang digunakan untuk mengambil lilin untuk membuat motif pada kain” sebutnya.

Zaman dulu, lanjutnya, membatik merupakan seni menggambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu budaya keluarga kerajaan di Indonesia. Pada awalnya membatik dilakukan hanya di dalam kerajaan saja, tetapi lama kelamaan seni ini diikuti oleh rakyat jelata dan meluas sehingga menjadi pekerjaan para wanita rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka.

“Batik merupakan salah satu kerajinan karya rakyat Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi dan merupakan salah satu budaya Indonesia dan Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang masih ada sampai sekarang yang harus dilindungi oleh Indonesia,” ungkapnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!