- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Program anggota Dewan DPRD I Provinsi Jawa Timur yang bisa menyentuh masyarakat, berupa Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dengan tema Peran Pemberdayaan Ekonomi UMKM Untuk Ketahanan Bangsa.

Anggota Komisi C DPRD I Provinsi Jawa Timur, Hj. Lilik Hendarwati yang konsen terhadap pertumbuhan UMKM, mendirikan kelompok Gema Lilik UMKM. Dan pada hari Senin (10/10/2022) di Surabaya Suites Hotel, mengadakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Peran Pemberdayaan Ekonomi, untuk optimalisasi digital marketing dalam mendongkrak omset UMKM, dan sosialisasi dana bergulir Diskop UKM Jatim.

Hj. Lilik Hendarwati menyampaikan, kegiatan hari ini terkait dengan peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi di Jawa Timur untuk optimalisasi digital marketing dalam mendongkrak omset UMKM, dan sosialisasi dana bergulir Diskop UKM Jatim.

“Saya ada kecenderungan untuk memberikan bantuan pada para UMKM, kalau melihat daya tahan UMKM menghadapi krisis ekonomi global,” terang Hj. Lilik Hendarwati yang juga anggota Banggar DPRD I Jawa Timur.

ads

Pelatihannya sudah sering berulang-ulang seperti membuat produk kemudian packing dan perizinan. Kemarin pelatihan tentang perizinan yang bekerjasama dengan Dinas ESDM mengenai NIB dan sekarang masih mengurus PIRT dan Halal untuk UMKM.

Lilik melanjutkan, Hari ini kita bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM, saya meminta Diskop untuk mensosialisasikan program Dagulir, karena saya melihat teman-teman apabila mau masuk ke epeken itu syaratnya harus punya QRIS dan mereka banyak juga yang belum punya. Saya mengajak Bank Jatim yang notabennya sebagai mitra saya di komisi C untuk membantu teman-teman UMKM mengenai QRIS dan buka rekening.

Total peserta dari UMKM seluruh Surabaya, mulai dari Timur Keputih sampai Kebraon, dari Semampir sampai Rungkut ada semua.

Lilik menuturkan, Saya di PKS dulu memegang Bidang Perempuan Ketahanan Keluarga yang banyak mendampingi teman-teman UMKM, maka ketika saya menjadi anggota dewan, saya ingin memberikan kemanfaatan kepada mereka. Sehingga saya kumpulkan UMKM menjadi komunitas UMKM namanya Gema Lilik UMKM dan ini terus berkembang sekarang ada sekitar 300-400an lebih. Kita support dan fasilitasi tentang kebutuhan mereka agar UMKM mereka bisa melejitkan UMKM mereka.

“Digital Marketing menjadi bagian dari kebutuhan kita sekarang untuk berwirausaha. Apalagi UMKM tidak bisa menunggu lagi karena sekarang banyak menggunakan teknologi, yang bisa menjual lebih luas tidak hanya di lingkup rumahnya saja, tetapi juga di semua area Surabaya bahkan bisa se-Jatim atau bisa jadi se-Indonesia memperluas market,” ujar Lilik.

“Para pelaku UMKM sekarang kecenderungan yang berperan perempuan, karena saya lihat UMKM ini bisa dilakukan di rumah. Mereka bisa mendidik anak dan memperhatikan anaknya dari rumah, sehingga mereka bisa bekerja membuat kue-kue, kerajinan atau membuat produk lainnya dari rumah. Dan perkembangannya untuk melakukan pemberdayaan ekonomi keluarga menjadi UMKM UMKM,” tandasnya.

“Saya berharap teman-teman UMKM ini bisa meningkatkan omsetnya, karena saya yakin UMKM inilah yang sebenarnya tulang punggung ekonomi bagi Jawa Timur. Kalau semuanya kolaps, UMKM ini yang bisa bertahan yang paling kuat. Ini peranan saya sebagai anggota dewan untuk memberikan support kepada masyarakat, memberikan pemanfaatan bagi mereka pelaku UMKM,” imbuhnya.

Sementara Shanty Octavia Utami sebagai Mentor (Pembimbing) UKM sekaligus pelaku UKM Santika Fashion mengatakan, Jadi diharapkan UKM itu bisa naik kelas, bisa go digital, go global dan dia bisa go finansial. Karena pelaku UKM ini banyak yang masih buta tentang hal digital, tentang marketplace, market digital. Dan juga mereka masih buta tentang legalitas, seperti pengurusan QRIS, pengurusan halal, pengurusan NIB dan seterusnya. Mereka masih banyak belum memiliki hal tersebut.

Ia melanjutkan, Kalau di era sekarang, katakan kita ingin mengurus epeken saja, aplikasi yang dibuat Pemkot Surabaya. Jadi sekitar 20% dari APBD Surabaya itu harus dibelanjakan kepada UKM, kalau 1 triliun itu kan lumayan, syaratnya UKM harus memiliki NIB, NPWP, QRIS, juga Halal, Haki. Banyak UKM kita itu yang belum memiliki hal tersebut. Kendalanya UKM yaitu kurangnya silaturahmi. Karena mereka terpencar-pencar, jualan sendiri yang penting laku. Sehingga informasi itu tidak terjangkau, padahal kalau mereka ikut komunitas ini, mereka tahu ternyata ada e-peken, terus mengurus QRIS, itu gunanya silaturahmi.

Shanty juga menuturkan, Selain itu mungkin ada ketakutan dari UKM sendiri, karena mereka selalu takut dikait-kaitkan dengan pajak. Padahal NIB tidak ada hubungannya dengan pajak, sedangkan sekarang pajak ambilnya dari NIK. Asal dia punya NIK pasti punya pajaknya. Dan untuk UKM itu tidak perlu kuatir karena UKM dengan omset dibawa 500 juta itu pajaknya adalah nihil, itu yang belum diketahui UKM. Mereka hanya berasumsi saya takut kena pajak.

“Harapannya nanti UKM UKM kita bisa memiliki legalitasnya lengkap, bisa untuk bersaing dengan masyarakat yang lainnya. Juga bisa bersaing dengan barang-barang impor, sekarang banyak barang-barang impor dijual dengan harga murah. Jadi kedepannya produk lokal UKM bisa berjaya di negeri sendiri,” ujarnya.

“Harapan peran dewan sebagai jembatan ke pemerintah, jadi nanti kita berharap agar anggota dewan itu bisa membantu, mengawal kebijakan dari pemerintah bahwa benar-benar 20% APBD itu harus dibelanjakan ke UKM, tidak sekedar omongan, di lisan, omong kosong, hanya pidato seperti itu,” tutupnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!