- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Serentetan kejadian tidak senonoh meresahkan pengguna jalan, khususnya kaum perempuan, yang melintasi jalan alternatif Purworejo-Jogjakarta melalui Kaligesing. Keresahan terjadi apabila mereka melintasi jalan itu pada malam hari mulai selepas isya.

Informasi yang beredar, aksi tidak senonoh itu dilakukan oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya. Pada awal tahun 2020 ini tercatat ada tiga kejadian dengan modus yang sama, yakni meremas payudara.

Dari tiga peristiwa itu, semuanya terjadi di Desa Plipir Kecamatan/Kabupaten Purworejo. Namun, lokasinya berbeda. Adapun titik lokasinya adalah jalan yang relatif gelap dan agak jauh dari permukiman penduduk.

Korbannya adalah perempuan muda pengendara sepeda motor. Pelaku boleh dikatakan nekat karena meskipun ada teman pengendara yang lain, mereka tetap melakukan aksinya.

Kepala Desa Plipir, Ashuri, membenarkan adanya kejadian tersebut. Kejadian pertama di dekat perbatasan Desa Plipir Purworejo dengan Desa Kaliharjo Kecamatan Kaligesing. Kejadian kedua, dia kurang paham, tetapi korbannya warga Plipir.

ads

“Kejadian ketiga di jalan bawah tebing jembatan Krasak (Plipir) yang lokasinya memang gelap dan sepi. Yang ini belum lama, sekitar seminggu lalu di malam Minggu,” kata Ashuri, Senin (2/3).

Menurutnya, korban kejadian ketiga itu, pasca mendapat perlakuan tidak senonoh langsung membawa kendaraannya ke salah satu rumah terdekat. Di rumah tersebut, korban menangis sejadi-jadinya dan menceritakan pengalaman yang dialaminya.

“Kalau dikatakan shock ya shock, mas. Kebetulan saat itu, dia tidak sendirian. Ada temannya yang juga membawa kendaraan di belakangnya,” sebutnya.

Teman korban menceritakan bahwa lokasi kejadian tepat di jalan yang terdapat material tanah bekas longsoran agak menjorok ke jalan. Di tempat itu, pelaku mememepet kendaraan korban dan melakukan peremasan payudara.

“Kejadiannya cukup cepat. Korban dipepet dan dipegang anunya. Dari penglihatannya, pelaku menggunakan kendaraan (Yamaha) Vixion putih, tidak ada plat nomornya dan berhelm pink,” ungkapnya.

Dari tiga kejadian yang ada itu, Ashuri menyebut ciri yang ada memang sama. Pelakunya menggunakan kendaraan yang sama. Menurutnya, kejadian itu memang membuat warga geram, tapi tidak mampu berbuat banyak.

“Kami melaporkan kejadian itu ke Bhabinkambtimas yang ada di sini. Kalau melakukan pelaporan ke Polsek ya dasarnya apa, korban juga enggan melaporkan karena menyebut itu sebagai aib,” jelasnya.

Lebih lanjut Ashuri tidak menampik bahwa lokasi kejadian berada di titik jalan yang penerangan jalannya masih minim. Kondisi itu pun sudah disampaikan dalam forum yang lebih tinggi agar ada penambahan lampu jalan.

“Soal lampu sudah kita sampaikan ke kecamatan dalam Musrenbang kemarin. Kami memang meminta tambahan lampu,” tandasnya.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!