- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Peningkatan daya saing sumber daya lokal bidang peternakan dan pertanian di Era Revolusi Industri 4.0. masih terkendala kurangnya pemanfaatan teknologi. Karena itu, penyediaan pangan yang berasal dari ternak yang sesuai agroekosistem pemeliharaan memerlukan pengayaan teknologi oleh pengguna.

Hal itu menjadi salah satu simpulan yang disampaikan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Kementerian Pertanian RI, Dr Ir Bess Tiesnamurti M.Sc, saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional (Semnas) Pertanian dan Peternakan Terpadu 3 di Auditorium Kasman Singodimedjo Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), belum lama ini. Semnas digelar oleh Prodi Agribisnis dan Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UMP diikuti sekitar 400 peserta dari kalangan dosen, peneliti, mahasiswa, praktisi pertanian dan peternakan se-Indonesia.

“Masih diperlukan lebih banyak teknologi peternakan guna mendukung penyediaan pangan berasal dari ternak yang sesuai dengan agroekosistem pemeliharaan. Teknologi peternakan 4.0 perlu diperkaya dan diadopsi oleh banyak pengguna. Membuka peluang untuk menghasilkan galur dan varietas baru ternak dan tanaman pakan serta teknologi pendukung lainnya,” ungkap Bess Tiesnamurti.

Selain Bess, Semnas menghadirkan 2 panelis. Masing-masing yakni Prof Dr Ir Zaenal Bachruddin MSc (Guru Besar Fakultas Peternakan UGM) dan Dr Jangkung Handoyo Mulyo MEc (Ketua PERHEPI Komda DIY).

Dalam paparannya, Zaenal Bachruddin membeberkan bahwa integrasi peternakan dan pertanian memiliki potensi besar dalam pengembangan peternakan ruminansia. Sementara Jangkung Handoyo Mulyo menyimpulkan bahwa di era revolusi industri 4.0 dibutuhkan inovasi, pertanian yang lebih atraktif, spirit kewirausahaan, dan integrasi internet of thing.

ads

Dosen Peternakan UMP selaku Ketua Panitia Semnas, Rinawidiastuti SPt MSi, menyebut Semnas merupakan agenda rutin 2 tahunan yang digelar oleh Fakultas Pertanian. Pada penyelenggaraan ketiga ini, tema yang diangkat yakni Peningkatan Daya Saing Sumber Daya Lokal di Era Revolusi Industri 4.0.

Semnas digelar untuk merespons kondisi Indonesia terkait jumlah penduduk yang banyak, tetapi justru terancam hanya akan menjadi pasar (konsumen) ekspansi dari industri pada tingkat global karena ketidakmampuan untuk bersaing dan berinovasi.

“Adanya seminar ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing sumber daya lokal bidang pertanian di era revolusi industry 4.0. Menghasilkan karya ilmiah bidang pertanian,” sebutnya.

Menurutnya, pada era digital saat ini, dunia pertanian dipenuhi dengan isu revolusi industry 4.0, dimana pertanian diharapkan mengaplikasikan digitalisasi dalam proses pengembangannya. Ada 5 teknologi utama yang menopang implementasi revolusi industri bidang pertanian, yakni basis internet, super computer, kendaraan tanpa pengemudi, teknologi robotic, serta teknologi 3D printing.

“Sektor pertanian sebagai sektor yang diandalkan dalam memenuhi ketersediaan pangan harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital berbasis internet tersebut,” jelasnya.

Di sela-sela Semnas juga dilakukan pelantikan pengurus APTSIPI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Ilmu Pertanian Indonesia) Wilayah VI Jawa Tengah oleh Ketua Umum APTSIPI Dr Ir David Hermawan MP IPM. Adapun Ketua APTSIPI Wilayah VI terlantik yakni Ir Yos Wahyu Harinta MSi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!