- iklan atas berita -

Metro Times (Surabaya)  —  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya telah dilaksanakan sejak tanggal 28 April, untuk mematikan penyebaran virus corona. Maka semua kegiatan warga Surabaya harus sesuai aturan yang berlaku saat PSBB.

Pemberlakuan PSBB, bagaimana menurut tokoh Surabaya ?

Drs. Moch. Aries pengusaha Property dan konsultan mengatakan, langkah PSBB  yang diberlakukan sekarang ini terlihat tanggung (Banci). Jadi tidak PSBB yang sebenarnya, Indikatornya di pasar orang tidak pakai masker; orang tidak ada yang jaga jarak; pasar masih bebas, di kampung masih ramai, dan perangkat tidak gerak semua. Itu masih PSBB yang dijalankan beberapa hari ini. Solusinya dua. PSBB yang mutlak atau non PSBB (longgar), tapi aturan harus ditegakkan seperti memakai masker dan Physical distancing

“Mematikan penyebaran Covid-19 memakai solusi PSBB yang tanggung, maka hasilnya juga tanggung dan rakyat makin susah. Physical distancing itu perlu dan perlu juga membuat peraturan yang ditekankan untuk memakai masker. Dengan membuat Perda atau aturan lain, dan sosialisasi lebih intensif selama seminggu pakai masker, kalau tidak pakai masker setelah seminggu diberi denda Rp. 50.000 atau Rp. 100.000 misalkan,” terang Aries saat wawancara melalui telpon di Surabaya, Selasa (21/4).

Sebetulnya mayoritas masyarakat sudah memakai masker, yang tahu kesehatan pasti pakai masker. Karena penularan melalui mulut, hidung dan mata, kalau orang pakai masker semua insyaallah selesai.

ads

“Apabila dua minggu masa PSBB yang tanggung ini dan kalau diteruskan akibatnya dunia ekonomi akan hancur,” jelasnya.

“Sekarang pemerintah memberi kebijakan PSBB, tetapi diusahakan tidak ada PHK karyawan, kalau pemerintah bisa menutup cash flow . Coba dikembalikan ke diri kita sendiri, kita tidak ada income tapi disuruh membiayai gaji karyawan tetap. Kalau satu bulan sampai dua bulan maka ada yang gulung tikar, dan kalau diteruskan sampai akhir tahun ya 30% itu minimal. Bisa-bisa 50% gulung tikar, karena yang kredit-kredit itu bahaya,” papar Moch. Aries yang juga mantan sekretaris DPD NasDem Surabaya.

Lanjut Aries menyampaikan, pengusaha kecil UMKM suku bunganya aja tetap disuruh bayar, pokoknya dipending. Katakanlah setahun, dia tidak bayar setahun pokoknya, tapi diundur tahun depan. Tapi bunganya tetap disuruh bayar. Dia ini tidak produktif tapi disuruh bayar bunga, apa tidak kerugian itu ? Siapa yang bisa memberikan dana segar ?.

“Solusinya ya tidak ada kalau PSBB dipaksakan. Solusinya PSBB tidak diberlakukan tapi peraturan ditegakkan, yaitu pakai masker. Yang sakit otomatis ditangani sesuai protokol kesehatan. Ya memang semua keputusan itu dilema, ada yang pro; ada yang kontra. Kalau saya Puskesmas difungsikan, cuma petugas puskesmas memakai APD. Jadi Puskesmas diaktifkan, sambil nunggu yang terpapar ditangani,” pungkas Aries.

 “Physical distancing is not social isolation (Jarak Sosial tidak berarti Isolasi sosial)”. (nald).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!