- iklan atas berita -

Metro Times (Semarang) Sejumlah 25 pengemis yang terjaring dalam patroli pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) yang diadakan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang telah dikembalikan pada keluarganya. Dari jumlah tersebut, didominasi oleh warga luar kota semarang dan gelandangan yang tak beridentitas.

Disebutkan oleh koordinator Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang, Dwi Supratiwi beberapa contoh lokasi dan kondisi mereka saat terjaring razia. Sariman misalkan, pria 59 tahun asal Dusun Ngrawing, RT.002/RW.003, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan. TPD menemukannya di area trotoar depan Masjid Baiturrahman Simpang Lima sedang meminta-minta. Saat diciduk petugas, dia mengaku baru 2 hari mengemis di sekitar lokasi tersebut.

Selanjutnya Pasmi (60 th) yang meminta-minta dari pengendara mobil yang berhenti di traffic light Jalan Fatmawati, Pedurungan. Perempuan yang mengemis dengan mengajak cucunya, Lestari yang masih berusia sekitar 4 tahun sempat mengelak saat dimintai keterangan tarkait aktifitasnya di jalanan. Berdasarkan pantauan TPD dari dalam mobil, tampak jelas Pasmi mengetuk-ngetuk kaca pintu mobil yang berhenti saat lampu merah sembari menyodorkan topinya dan menggandeng cucunya. “Setelah kita tangkap, mbahnya mengaku jualan kopat atau owoh,” ucapnya, Senin (27/5/2019)

Keterangan lebih lanjut, Pasmi mengaku memperoleh Rp. 50.000, per-hari dari jualan, ia sudah tidak bersuami, dan tinggal bersama dua anak serta satu cucu. Ia berangkat dari Kangkung, Mranggen ke Pedurungan pada jam 9 pagi dan pulang pada jam 3 sore. Saat TPD memeriksa barang bawaannya, Pasmi telah mengantongi uang senilai Rp. 170.000,

Dari data yang ada di Panti Rehabilitasi Among Jiwo yang digunakan sebagai shelter assesmen, sebelumnya kelayan tersebut sudah pernah terciduk Satpol PP dan menginap di Among jiwo selama semalam. “Esoknya dikembalikan ke rumahnya,” katanya.

ads

Sementara, dari Kota Semarang disebut diantaranya bernama Diah Mutia Yuniarti (40 th). Perempuan yang mengemis di dekat Akpol ini mengaku berasal dari Kelurahan Pepunden, Semarang Tengah. Namun saat diperiksa dia tidak bisa menunjukkan kartu identitas dirinya. Selain itu, dia pernah terjaring dalam penyisiran TPD dalam kurun beberapa bulan sebelumnya, namun berhasil kabur saat berada di penampungan sementara.

“TPD menemukannya di Jalan Sisingamangaraja, perempatan Akpol, sedang meminta-minta. Sebelumnya kelayan tersebut sudah pernah dibawa ke Among Jiwo tapi melarikan diri,” bebernya.

Saat diperiksa, barang yang ia bawa berupa tas dan kantong plastik (kresek) berisikan beberapa lembar baju, alat make up, dan uang senilai Rp. 47.800

Kasie TSPO, Anggie Ardhitia saat menemui keluarga kelayan mengatakan, dalam pelepasan atau pengembalian kelayan tahap pertama yang terjaring Patroli Ramadhan ada beberapa yang sudah pernah terjaring. “Dalam tahap pertama ini kami kembalikan sekitar 25 orang. Mereka yang terjaring Dinas Sosial akan dibina minimal 15 hari. Apabila yang sudah pernah terjaring akan kami tindak lebih tegas,” tandasnya.

Anggie melanjutkan, kami Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Sosial akan selalu berusaha keras untuk membersihkan Kota Semarang dari Anjal PGOT. Bagi mereka yang terjaring khususnya untuk warga kota Semarang akan kami bantu untuk mencarikan solusi supaya tidak turun kembali ke jalan.

Anggie menegaskan, Dinsos telah berkoordinasi lintas OPD supaya dapat bergerak bersama untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Ia berharap peran aktif dari masyarakat untuk tidak memberikan sesuatu kepada pengemis, tidak membeli koran kepada anak yang berjualan koran dan ikut mendukung Perda kota Semarang no 5 tahun 2014

Sementara, Kepala Dinsos Semarang, Muthohar menyatakan perlunya menambah materi pada para kelayan selama ada di asrama. Selain itu, dirinya juga mengingatkan akan bahaya dan dampak negatif perilaku orang yang terbiasa hidup menggelandang di jalanan. Karenanya ia berharap agar keluarga juga turut bertanggung jawab dalam membina kelayan. “Selanjutnya akan kami evaluasi proses patroli sampai nanti keluarga menjemput di Among Jiwo,” pungkasnya. (af/dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!