(Kanan) Erdi Pratama dari MusimPanen (Indonesia) menerima penghargaan dari Ketua SIF Ambassador Ong Keng Yong pada 19 Oktober 2018. MusimPanen muncul sebagai salah satu dari tujuh tim pemenang yang berhasil memperoleh pendanaan hingga S$ 20.000 dalam Young Social Entrepreneurs (YSE) 2018
- iklan atas berita -

MetroTimes(Singapura,23 Oktober 2018 )- 35 wirausahawan sosial muda dari 14 tim berkumpul kembali di Singapura untuk menyelesaikan putaran terakhir program Young Social Entrepreneurs (YSE) 2018 yang diprakarsai Singapore International Foundation (SIF).

MusimPanen berpartisipasi pada Lokakarta YSE 2018 di Singapura di mana peserta menjalani program inkubasi selama delapan bulan yang dikurasi untuk membantu mereka meluncurkan perusahaan sosial yang berkelanjutan untuk perubahan positif

Seluruh tim – berasar dari Bhutan, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat dan Vietnam – mempresentasikangagasan usaha sosial mereka di hadapat panelis juri pada sesi YSE Pitching for Change pada 19 Oktober 2018. Tujuh tim mendapatkan pendanaan hingga S$ 20.000 masing-masing untuk memulai atau mengembangkan lebih lanjut ide bisnis mereka untuk mewujudkanperubahan sosial. Para pemenang dipilih berdasarkan dampak dan kemampuan pengembangan lebih lanjut perusahaan sosial mereka, serta tingkat komitmen dari para anggota tim.

Tim yang memenangkan kompetisi adalah (dalam urutan abjad):

  1. MusimPanen (Indonesia): dipimpin oleh Erdi Pratama, Gilang Indy Ashari dan Alif Oktafian, MusimPanen mengumpulkan hasil pertanian yang selama ini diabaikan dan kemudian mengolahnya menjadi produk sehari-hari, sehingga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Sejauh ini, mereka memiliki dua proyek di mana mereka mengkonversi jagung dan serai menjadi produkcamilan dan perlengkapan mandi.
  1. Cricket One (Vietnam): dipimpin oleh Nam Dang dan Bicky Nguyen dari Vietnam, Cricket One bertujuan untuk memastikan keamanan pangan global. Dengan memelihara jangkrik dan memproduksi makanan yang berkelanjutan serta terjangkau bagi masyarakat, Cricket One menawarkan alternatif dan bentuk makanan yang berkelanjutan dibandingkan dengan ternak hewan secaratradisional.
  1. Junior Art Lab (Singapura): dipimpin oleh Aminur Rasyid Bin Mohamed Anwar, usaha sosial ini bertujuan untuk memberdayakan para peserta dan memelihara kepercayaan diri dengan menciptakan suatu pengalaman belajar yang unik dankreatif dalam bidang seni, desain dan teknologi.
  1. Khemdro Dairy (Bhutan): Sherab Dorji mendirikan Khemdro Dairy, sebuah kelompok yang terbentuk dari 41 peternak sapi perah di wilayah Bhutan Tengah, untuk memastikan jaminan pengembalian yang adil pada produk susu mereka dengan menghilangkan inefisiensi perantara.

 

  1. The Kisan Union (Singapura dan India): satu-satunya tim di YSE tahun ini yang memiliki anggota dari berbagai negara, Ho Jing En, Kannan Venkataramanujam dan Nikhil Mukkawar menemukan bahwa orang yang tinggal di wilayah pedesaan India melakukanperjalanan yang cukup jauh untuk mengakses layanan e-Government dan layanan perawatan kesehatan dasar. Untuk menjembatanimasalah kesenjangan tersebut, mereka mendirikan kios Kisan yang terletak di daerah pedesaan di India, di mana kios itumenyediakan akses pada kebijakan pemerintah, informasi, dan layanan kesehatan.
  1. Kon Chhlat (Kamboja): Kieng Lyheang, Chea Sreysrors dan Mang Keomonita mendirikan Kon Chhlat yang bertujuan untuk memberikan nutrisi yang lebih baik untuk anak-anak di pedesaan Kamboja, dengan menjual bubur instan yang bergizi, nyaman dan terjangkau.
  1. Treedots Enterprise (Singapura): didirikan oleh Tylor Jong, Lau Jia Cai, Nicholas Lim, Treedots Enterprise menjual produk makanan yang tersisa namun masih layak dimakan dari pengusaha grosir ke perusahaan makanan dan minuman dengan harga diskon. Treedots memiliki program yang bertujuan untuk mengurangi pemborosan makanan secara global dan mencegah pembuangan makanan yang masih layak dimakan dengan sempurna.

Menjelang hari Pitching for Change, seluruh peserta tim tersebut melakukan pembelajaran selama delapan bulan, di mana mereka menerima bimbingan dari sekelompok mentor relawan dari McKinsey & Company, Temasek International, dan para wirausahawan terkemuka. Untuk memperluas perspektif mereka tentang kewirausahaan sosial, para tim berpartisipasi dalam kunjungan studi ke Singapura pada bulan Juni di mana mereka bertemu dengan wirausahawan sosial yang telah mapan, pemimpin opini, dan pakar industri.

ads
MusimPanen menerima bimbingan profesional dan masukan strategis dari mentor yang ditugaskan (paling kiri) untuk mempertajam rencana bisnis sosial mereka selama program YSE. Mentor YSE memainkan peran kunci dalam memberikan wawasan industri dan pasar, menanamkan pengetahuan bisnis, menghubungkan peserta ke jaringan yang tepat, dan berbagi pengalaman kewirausahaan dunia nyata mereka dengan YSE.

Tahun ini, rencana bisnis sosial dari tim yang bergabung mencakup sejumlah bidang, antara lain Pertanian, Teknologi & Platform Digital, Makanan & Minuman, Lingkungan & Energi, Pendidikan & Pelatihan, serta Barang & Layanan Konsumen. Terlepas dari keragamanbangsa, latar belakang dan dampak yang dihasilkan, semua tim berbagi tujuan bersama untuk membuat perubahan sosial jangka panjang yang positif.

Ibu Ho Jing En mengatakan bahwa, The Kisan Union (Singapura dan India), “Ini adalah delapan bulan yang sangat berharga dan saya bersyukur telah mengambil bagian dalam perjalanan ini. Bukan hanya memenangkan kompetisi ini, saya pikir kami juga mendapatkan hasil maksimal dengan berinteraksi dengan rekan-rekan sepemikiran dari seluruh dunia. Setelah menghabiskan waktu belajar bersama-sama, kami bersama yang lain, telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi yang besar. Saya yakin kita semua akan terus mendorong apa yang kita yakini bahkan setelah YSE!”

Erdi Pratama dari MusimPanen (Indonesia) menjalani Lokakarya YSE di bulan Maret 2018.

“Dengan bergabung dalam kompetisi ini dan menerapkan keterampilan berharga yang kami peroleh dari program ini, kami sekarang dapatmelihat banyak peluang untuk mengembangkan bisnis kami dan melipatgandakan dampak sosialnya. Saya telah belajar bagaimana mengatasi tantangan dari begitu banyak perspektif, baik itu dari bimbingan mentor kami atau melalui percakapan dengan sesama rekan YSE kami. Pelajaran ini tak ternilai harganya dan akan terus kami terapkan saat kami mengaplikasikan misi dari program sosial MusimPanen,” ujar Erdi Pratama, Musimpanen (Indonesia).

Ibu Jean Tan, Direktur Eksekutif Singapore International Foundation, mengatakan, “Para pemuda hari ini sangat bersemangat, sertadidorong oleh tujuan yang kuat. Banyak dari mereka yang berupaya untuk membuat dampak positif pada dunia melalui pekerjaan yangmereka lakukan. Kami bangga mendukung mereka dalam mengubah impian usaha-usaha sosial mereka menjadi kenyataan melalui program YSE.”

Sejak diluncurkan pada tahun 2010, program YSE telah membina lebih dari 900 alumni, yang mencakup 29 kebangsaan. Tahun depan menandai ulang tahun ke-10 YSE dan SIF akan memperingati pertumbuhan program, serta keberhasilan alumni internasionalnya.

“Kami merayakan satu dekade program YSE tahun depan, dan melampaui pencapaian alumni kami, kami melihat koneksi kuat yang mereka bangun sebagai bukti kesuksesan program ini,” tambah Jean Tan.

Aplikasi untuk program YSE 2019 sekarang dapat diakses melalui www.sif.org.sg/yseapply. Program YSE dicatat di media sosial dengantanda pagar #sifyse.(Jacky)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!