- iklan atas berita -

Metro Times (Yogyakarta) Semenjak covid-19 melanda di Indonesia dan menyebabkan krisis, beberapa Senat Universitas Proklamasi (UP) 45 menerima informasi dengan adanya krisis di Universitasnya dan mengambil langkah yakni melakukan rapat koordinasi untuk bagaimana UP 45 ke depan tetap berjalan. Dalam rapat tersebut ditemukan kejanggalan laporan keuangan terkait aliran dana kepada Yayasan, sehingga Senat mempertanyakan hal tersebut. Dikarenakan tidak kejelasan jawaban maka Senat menyampaikan mosi tidak percaya. Reaksi balik dari Yayasan justru kontra produktif dengan mengembalikan kedua Dosen PNS dari L2Dikti.

Rapat hari ini merupakan lanjutan dari usaha Dosen dan karyawan untuk memperbaiki keadaan Kampus. Tampak hadir dalam rapat koordinasi kali ini seperti beberapa perwakilan Alumni, Dosen dan Senat UP 45 yang bertempat di Ruang Meeting Room Ling Lung Kopi dan Eatery Yogyakarta, Kamis (19/11) kemarin sore.

Habib Abdillah Nurusman, selaku Ketua Serikat Dosen dan Karyawan, mengatakan kepada metrotimes.news, bahwa pihaknya mendengar kalau UP 45 mengalami krisis, dan terpanggil untuk turut memperbaiki keadaan.

“UP 45 sudah beroperasi sejak 56 tahun yang lalu, sangat di sayangkan kalau UP 45 mengalami krisis dan tenggelam. Perlu dicari dan diperbaiki kenapa mengapa sampai mengalami krisis,” ucapnya.

Serikat Pekerja menilai krisis ini dipicu tata kelola yang tidak baik dan distribusi power yang sangat sentralistik.

ads

Ditambahkan olehnya, indikasi yang di kumpulkan, menunjukkan bahwa kondisi tata kelola UP 45 sudah tidak sehat sejak lama. Setidaknya dalam kurun 7 tahun terakhir. Sebagai contoh, statuta yang tidak segera “disahkan” dari tahun 2013, ada banyak kekosongan lengan organisasi yang tidak di lengkapi sehingga memaksa adanya jabatan ganda, hingga sistem kepegawaian, kepangkatan atau penggolongan yang tidak jelas, dan yang paling krusial adalah hal terkait keuangan. Tidak adanya keterbukaan, menjadikan perkembangannya susah di ukur dan rawan penyelewengan. Terlebih Bagian Keuangan sangat erat dengan Yayasan.

“Rapat koordinasi ini tidak untuk menggulingkan yang sekarang. Harap di catat itu,” katanya.

“Bersama Alumni untuk kami berkoordinasi untuk menyelamatkan UP 45 agar menjadi lebih baik. Harapan paling mendasar adalah UP 45 tetap eksis, semakin baik (luar dalam) dan mampu bersaing dengan Universitas yang lain,” imbuhnya.

Semenjak Tim Yayasan yang baru ini, proses pembangunan sangat minim. Sekedar berkutat pada renovasi atau mengganti. Masih menurut Habib, pembangunan hanya untuk fasilitas kulit-kulit saja seperti pembangunan gerbang, tempat duduk, skat kelas, tempat parkir dan seperti laboratorium tidak tersentuh. Terus UP 45 mau di bawa kemana?

“Terakhir saya lihat yang paling menonjol saat ini adalah sikap otoriter Rektor. Seperti Rektor menunjuk orang tertentu dari Senat. Sehingga antara Rektor dan Senat seakan menjadi satu. Senat menjadi lengan kuasa Rektor. Hal ini merupakan tata kelola yang harus di perbaiki,” jelas Habib. (rif)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!