- iklan atas berita -

Metro Times (Magelang) Semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh masyarakat Dusun Piyungan Timur Desa Tirtosari, Desa Podosoko, dan Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, membuat hati terasa damai. Pemandangan seperti ini sudah jarang tentu ditemukan di perkotaan. Tua muda bahkan anak kecil ikut bergabung melakukan gotong royong demi jalan yang ada di dusunnya menjadi baik, Rabu (9/6).

Namun, ada yang unik dalam gotong royong ini. Terlihat di Papan Nama Pekerjaan yang berada di lokasi gotong royong, tertulis “Proyek Pembangunan Yang di Danai Dari Masyarakat Yang Peduli Tahun 2021”.

Setelah berbincang-bincang dengan salah satu Koordinator lapangan, yakni Indra warga Desa Podosoko menjelaskan, gotong royong ini adalah dalam rangka “Pekerjaan Jalan dan Jembatan Dusun Piyungan Timur Tirtosari” yang dananya bersumber pada masyarakat peduli dan Hamba Allah.

“Awal mulanya, jalan ini sangat sempit, berada di tanjakan dan tikungan. Terlebih di pinggir jalan juga tanahnya agak dalam, belum lagi kalau musim hujan. Dan kalau ada kendaraan berpapasan, sudah bisa di bayangkan pastinya kan,” ucap Indra, selaku koordinator lapangan.

ads

Pekerjaan gotong royong ini sudah dilaksanakan selama 4 (empat) hari ini oleh masyarakat sekitar. Direncanakan, pekerjaan ini akan dilaksanakan pelebaran jalan sepanjang 60 meter di kanan dan kiri jalan. Dan ada juga masyarakat yang tanahnya berada di pinggir jalan tersebut, rela sebagian tanahnya digunakan untuk kepentingan umum.

“Anggaran awal kita nekat dengan Rp 5 juta dan bantuan semen dari Merapi Bangkit. Namun sudah jalan 4 hari ini, perkiraan anggaran yang sudah dikeluarkan kurang lebihnya Rp 25 juta. Anggaran semua dari dana kepedulian masyarakat sekitar dan masyarakat yang melalui jalan ini. Tidak memakai anggaran pemerintah sama sekali,” ujar Indra.

Selain Indra, terlihat seorang sopir juga ikut gotong royong. Ia bernama Joko. Dirinya rela mengikuti gotong royong ini karena rasa kepeduliannya dengan jalan yang hampir tiap hari di laluinya.

Menurutnya, masih menurut Joko, sebelum dilaksanakan pelebaran jalan ini, jalan ini sangat sempit sekali dan mungkin lebar jalannya hanya sekitar tiga (3) meter. Dan kalau ada kendaraan berpapasan, dipastikan akan ada problem.

“Jalan adalah hak dasar masyarakat, entah itu Jalan Kabupaten atau lainnya. Ketika melihat jalan yang menurut saya sudah seharusnya dilakukan pelebaran namun belum juga dilakukan pelebaran. Maka timbul dari hati kami untuk dilakukan pelebaran jalan, meskipun dari dana seadanya dan dilakukan dengan gotong royong,” terang Joko.

Sementara di tempat gotong royong, terlihat juga seorang Seniman ataupun Budayawan yang notabene rumahnya tidak jauh dari lokasi gotong royong, yakni Tri Yudho Purwoko (warga Desa Podosoko). Di lokasi, ia memberikan semangat kepada para peserta gotong royong. Menurutnya, gotong royong atau kerja bakti merupakan tradisi atau ciri khas yang tidak bisa dibeli oleh apapun. Maka dari itu, ia mengajak untuk selalu melestarikan tradisi gotong royong, agar tradisi gotong royong tidak hilang di makan waktu.

“Gotong royong adalah wadah pemersatu masyarakat yang harus selalu di pupuk dan dilestarikan. Jadi, gotong royong harus terus ada jangan sampai hilang,” jelas Mbah Pur, sapaan akrab Tri Yudho Purwoko. (rif)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!