- iklan atas berita -

Metro Times (Yogyakarta) Universitas Gadjah Mada mengenalkan dan menyerahkan bantuan alat deteksi covid-19, yakni GeNose C19 sebagai alat deteksi karya inovasi UGM di lingkungan pondok pesantren dalam rangka mencegah penyebaran covid-19 di kalangan santri pondok pesantren. Penyerahan bantuan ini diserahkan secara simbolis oleh Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono,M.Eng., D.Eng., kepada ulama KH Bahaudin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha di aula Pondok Pesantren Al Quran, Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (3/6).

Usai menyerahkan bantuan GeNose C19, Rektor UGM mengatakan kunjungannya ke pondok pesantren Al Quran Rembang dalam rangka mengenalkan GeNose C19 sebagai salah satu karya inovasi yang dihasilkan oleh peneliti UGM dalam rangka ikut berkontribusi menanggulangi penyebaran covid-19 di masa pandemi sekarang ini.

Dijelaskan, alat yang sudah dikenal luas oleh masyarakat ini sudah digunakan di beberapa stasiun kereta api, terminal dan bandara. Diharapkan menjadi alternatif pilihan masyarakat dalam melakukan skrining dan deteksi covid-19, dengan harga lebih murah dan terjangkau serta mudah digunakan, sebab hanya menggunakan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan.

“Kita harapkan alat ini bisa digunakan di lingkungan pesantren untuk mendeteksi jika ada yang terpapar covid-19 dan tentu kita berharap lingkungan pesantren terbebas dari covid dan nantinya selalu rutin melakukan skrining kesehatan dan pemeriksaan rutin,” kata Rektor.

ads

Rektor UGM juga menambahkan bahwa produksi GeNose C19 terus ditingkatkan seiring dengan tingginya permintaan masyarakat. Khusus di lingkungan pondok pesantren, pihak UGM sudah menggandeng lembaga Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU dalam pendistribusian alat deteksi GeNose C19 tersebut. “Mudah-mudahan alat ini bisa dimanfaatkan dengan baik karena biaya relatif murah dan supaya pesantren terbebas dari covid-19,” ujarnya.

Gus Baha menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada UGM karena ikut memperhatikan kesehatan para santri dan santriwati di pesantren melalui alat deteksi dan skrining covid-19. Kehadiran GeNose C19 menurutnya buah dari  hasil karya inovasi anak bangsa yang patut dibanggakan seluruh masyarakat Indonesia. “Pertama, saya ikut bersyukur karena ini karya putra bangsa dari UGM. Kedua, semoga mewakili kebanggan semua rakyat Indonesia, karena kita punya penemuan sendiri. Ketiga, karya ini bentuk ikhtiar (usaha) kita untuk bisa hasilkan sebuah alat deteksi covid-19. Semua ikhtiar tidak dilarang oleh agama karena kita disuruh untuk selalu tetap ikhtiar,” katanya.

Menurut Gus Baha, kehadiran alat GeNose C19 ini maka masyarakat bisa mendapatkan pilihan alat deteksi yang lebih murah dan mudah digunakan bahkan mampu menginspirasi banyak orang untuk menghasilkan karya inovasi serupa agar nantinya bangsa Indonesia bisa mandiri dalam berbegai penemuan baru di bidang teknologi dan sains.”Semoga kita menjadi bangsa yang mandiri dalam percaturan komunitas global. Mewakili lingkungan pesantren, saya sangat mengapresiasi ini,” katanya.

Selain penyerahan bantuan alat deteksi Covid GeNose C19, Rektor UGM juga menjajaki peluang kerja sama dengan Gus Baha selaku pimpinan pondok pesantren untuk meningkatkan pendidikan karakter dan pendidikan keagamaan bagi mahasiswa dan dosen di lingkungan kampus UGM melalui kegiatan pengajian keagamaan dan kegiatan kuliah umum. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!