- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Memperingati hari raya Idul Adha artinya hari raya penyembelihan, hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim.

SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang lebih dikenal dengan Mudipat memperingati Hari Raya Idul Adha 1443 H dengan menyembelih 5 ekor sapi dan 25 ekor kambing yang dilaksanakan di halaman parkir SD Mudipat Surabaya, Sabtu (9/6/2022).

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Edi Susanto menuturkan, Alhamdulillah di momen Idul Adha 1443 H ini partisipasi dari orangtua siswa sangat bagus sekali. SD Mudipat bisa terkumpul 6 sapi, tapi karena yang satu tidak diizinkan masuk ke sini akhirnya jadi 5 ekor sapi. Itu ada bantuan dari ikatan wali murid.

ads

Edi melanjutkan, Kemudian alhamdulillah kambingnya dapat 25 ekor kambing, jadi ini juga kita salurkan ke Masjid Muhammadiyah, kemudian ke sekolah-sekolah Muhammadiyah, dan ke lembaga-lembaga lain yang terkait dengan kita dan juga daging kurban yang disembelih ini akan kita salurkan kepada fakir miskin, ada bina lingkungan, kemudian juga teman-teman panitia harus kita perhatikan juga. Dan warga sekitar sekolah Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang melalui pak RW. Kalau untuk warga di sekitar sekolah itu ada 150 kantong yang diberikan.

“Kita berikan ke pak RW karena pak RW sudah punya data. Kalau kita yang kasik nanti takutnya tidak tepat sasaran. Jadi pak RW, kita beri jatah jumlah tertentu, kemudian dari pak RW menghubungi pak RT dan dari pak RT nanti didistribusikan kepada warga. Selain itu kita melalui Lazismu Surabaya, kita beri dua kambing,” jelasnya.

Edi menyampaikan, bahwa ada dua bentuk partisipasi dari orangtua siswa, yaitu ada bentuk uang dan ada yang langsung mengirim hewan kurban. Dan kita tidak pernah menentukan, tapi kita memberikan kebebasan inisiatif dari wali murid sendiri. Kami senang ada partisipasi orangtua murid, karena kita tidak ada paksaan bahwa wali murid untuk berkurban di SD Mudipat, tapi kalau berkurban ya otomatis kita diberi amanah kita harus laksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk mensukseskan penyembelihan hewan kurban dan penyaluran daging kurban itu kita libatkan semua guru dan karyawan sebanyak 150 orang.

“Saya punya moto dalam memimpin sekolah ini yaitu,” Dipikir Bareng, Dilakoni Bareng, Dirasakno Bareng”, sehingga muncul kebersamaan, ini yang mahal. Kebersamaan kalau didalam kurikulum merdeka itu Gotong-royong. Kemudian dalam sistem kurikulum ada namanya kolaborasi,” terang Edi yang kembali memimpin Mudipat.

“Harapan kita ingin mewujudkan empati kita sebagai umat muslim kepada warga-warga yang membutuhkan. Kemudian kita membangun kebersamaan antara sekolah dengan masyarakat, antar sekolah dengan sekolah, antara sekolah dengan pengurus, jadi internal sekolah itu terjalin kesamaan dengan baik,” ujarnya.

Ia melanjutkan, makanya dengan keterlibatan teman-teman semuanya ini merasa senang. Di Mudipat itu kalau guru/karyawan tidak dilibatkan itu merasa dibuang, maka dengan adanya guru/karyawan dilibatkan itu merasa diorangkan. Sekecil apapun tugasnya tapi kalau orang diberi amanah itu kesannya beda, menjadi senang, menjadi dihargai,” paparnya.

“Makna hakikat daripada Idul Qurban ada simpati, solidariti, empati. Kita orang-orang yang kebetulan pada bulan ini, pada tanggal ini diberi kelapangan oleh Allah SWT untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan,” tutupnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!